Senin, Maret 30, 2009

Jalan Simpang Tebing Bulang-Jirak Rusak Parah


Muba, SentralPos

Kondisi Jalan Simpang Tebing Bulang menuju Jirak Kecamatan Sungai Keruh Kabupaten Musi Banyuasin sangat memprihatinkan. Sepanjang jalan yang merupakan urat nadi perekonomian warga di dua kecamatan itu dipenuhi dengan lubang berdiameter besar. akibatnya, kelancaran arus transportasi dikawasan itu kerap terganggu.

 Berdasarkan Pantauan SentralPos dilapangan Senin, (30/3) kemarin terlihat kemacetan arus lalu lintas disekitar desa Tebing Bulang menuju JIrak. Puluhan kendaran harus antri untuk melewati salah satu titik jalan yang digenangi air bercampur Lumpur. kondisi itu sepertinya memang harus dilakukan para pengemudi kendaraan jika, tidak mau kendaraanya terperosok kedalam lubang yang berlumpur.
 Rata-rata lubang yang berada dijalan itu berdiameter cukup besar yakni berkisar antara 30 cm hingga 50 cm. tak hanya itu dibeberapa titik tertentu jalan itu ada yang aspalnya sudah tidak kelihatan lagi, sehingga fisiknya tidak seperti layaknya badan jalan, melainkan lebih mirip dengan kubangan kerbau.
 Padahal, jalan itu, merupakan jalur utama tranportasi warga jirak dan sekitarnya untuk melaksanakan kegiatan perekonomiannya sehari-hari. ironisnya, kondisi itu sudah berlangsung lama, sampai saat ini belum terlihat adanya tanda-tanda kalau jalan itu akan diperbaiki. 
 Kerusakan yang terjadi dijalan itu, selain disebabkan banyaknya kendaraan yang melintas bermuatan tonase tinggi. intensitas curah hujan yang tinggi dikawasan itu, membuat kerusakan kian parah.
 Hasan (40) salah satu sopir truk saat dikonfirmasi SentralPos dilokasi mengeluhkan dengan kondisi jalan menuju desa jirak yang dalam keadaan rusak parah. menurutnya, kerusakan yang terjadi dijalan itu telah merugikan dirinya sebagai sopir. karena, jarak yang seharusnya bisa ditempuhnya dalam waktu dua jam, menjadi molor hingga lima jam.
  “Ada beberapa titik jalan rusak parah dan sulit untuk dilalui kendaraan roda empat, kerusakan ini sudah lama sampai saat ini belum ada tanda tanda akan diperbaiki” keluhnya.
 Lebih lanjut Hasan berharap, adanya upaya pihak Pemerintah dan instansi yang berkompeten dibidangnya untuk segera melakukan perbaikan terhadao jalan yang rusak. "Kami berharap Pemerintah segera memperbaiki jalan ini, sehingga roda perekonomian masyarakat dapat berjalan lanjar serta aktivitas warga tidak terhambat dalam menjalankan kehidupan sehari-harinya," harap Hasan.
 Hal senada diungkapkan Poniman (30) salah warga setempat mengaku kerusakan jalan ini sudah berlangsung lama, dan dalam setiap harinya tingkat kerusakan terus meluas, apalagi, sekarang musim hujan.
 "Kemacetan arus lalu lintas dijalan ini sudah menjadi pemandangan kami sehari-hari, kendaraan harus antri untuk melewatinya satu persatu untuk keluar dari kubangan lumpur tersebut belum lagi sering dilewati kendaraan bermuatan berat sehingga membuat jalan bertambah parah," ungkapnya. (Kur)



Berobat Gratis di OKU Tidak Gratis Lagi


Baturaja, SentralPos

Jaminan kesehatan untuk masyarakat yang di programkan pemerintah melalui jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas) tentunya sangat membantu masyarakat terutama yang kurang mampu untuk berobat

 Apalagi tambahan dana dari Pemprov Sumsel yang mencanangkan berobat gratis bagi masyarakatnya tentu akan semakin banyak membantu mengatasi keterbatasan dana kesehatan dalam melayani berobat gratis yang telah di programkan oleh pemerintah pusat.
  Namun kenyataannya walaupun sudah banyak dana yang dianggarkan pemerintah untuk berobat gratis tetap saja masih ada pungutan yang dilakukan petugas kesehatan dengan berbagai macam dalih untuk
melegalkan agar masyarakat mau membayar.
  Bukti nyata adanya pungutan di RS Ibnu Sutowo baturaja adalah Tujah (52), pasien rujukan Puskesmas unit 12 Batumarta yang sedang rawat inap di rumah sakit umum ini karena didera kanker ganas. 
 Saat ini Tujah hanya dilayani seadanya saja, dikarenakan ada obat khusus yang dibutuhkan untuk pengobatan penyakitnya seharga Rp 2 juta belum mampu dibelinya. Sedangkan obat-obat lainnya yang selama ini digunakan juga harus dibeli dengan biaya sendiri, sedikitnya ada tiga kwitansi pembelian obat dari apotik koperasi pegawi rumah sakit umum Ibnu Sutowo Baturaja yang dikantonginya.
  Hal tersebut disampaikan oleh Solihun (43) anak Tujah saat ditemui H Sodirin Samsudin anggota DPRD Kabupaten Ogan Komering Ulu dari Fraksi Partai Persatuan pembangunan (PPP) kemarin (30/1) di ruang rawat inap rumah sakit Ibnu Sutowo Baturaja.
 Tetapi itu dibantah oleh Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) OKU, Suharmanto SKM MKes saat ditemui di aula DPRD OKU. Menurut dia, semua biaya pengobatan bagi pasien tidak mampu sudah ditanggung pemerintah dan tidak ada batasan biaya yang dikeluarkan asalkan pengobatan pada standar kelas tiga. 
 “tidak ada batasan bagi pasien yang dirawat sekalipun harus dirujuk ke Jakarta tapi hanya pada kelas tiga saja,” kata Suharmasto.
 Untuk Rumah Sakit Ibnu Sutowo sendiri beber Suharmanto, memiliki anggaran dan manejemen yang berbeda sehingga ia tidak tahu kalau ada pungutan di RS itu dan ditegaskannya itu bukanlah tanggungjawab dia. 
 "Yang bertanggungjawab mengawasi pelaksanaan pengobatan gratis di RS Ibnu Sutowo adalah Dirutnya, bukan saya," imbuhnya. 
 Sementara anggota DPRD OKU, H Sodirin dan H Romadhon sangat menyesalkan adanya pungutan yang dilakukan oleh manejemen RS Ibnu Sutowo terhadap salah satu pasiennya padahal pasien itu adalah pasien tidak mampu yang otomatis biaya pengobatannya ditanggung pemerintah. 
 "Kami sendiri sudah menerima empat pengaduan warga terkait dengan pungutan yang dilakukan di RS Ibnu Sutowo maupun di PUskesmas yang ada di OKU. Ini, akan kita bahas di dewan secepatnya," janji Sodirin. Ia juga menghimbau masyarakat pro aktif memantau pelaksanaan berobat gratis di OKU. Bila ditemukan adanya pungutan, Sobirin berharap itu dilaporkan ke dewan sehingga bisa ditindaklanjuti. (rad) 



Mikol Resmi Pakai stiker Hologram


Palembang, SentralPos


 Untuk mengawasai dan menertibkan peredaran Minuman Beralkohol (Mikol), Pemprov Sumsel melakukan pengawasan melalui SK Gubernur. Pengeluaran SK tersebut berdasarkan pengajuan permohonan Asosiasi Peredaran Minuman Beralkohol (APMB) untuk memasukkan mikol ke Sumsel.
 Hal ini diungkapkan oleh kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sumsel Eppy Mirza, Senin (30/3) di Pemprov Sumsel. Dijelaskan Eppy, pengajuan permohonan APBM tersebut kita kaji kembali dengan membentuk tim yang melibatkan kejaksaan, kepolisian dan bea cukai. 
 "Dari hasil kajian tersebut, kuota itu akan diuji coba dulu selama persemester yakni 6 bulan. Dan Mikol kita kategorikan dalam 3 kategori, yakni A mengandung alkohol atau etanol sampai 5 persen, B dari 5 sampai 20 persen, dan C yang agak keras sampai 50 persen. Jika dari evaluasi kuota yang diberikan melebihi kebutuhan riil, akan kita ciutkan lagi,"jelasnya.
 Menurut Eppy, pada prinsipnya minuman beralkohol tersebut dapat ditekan seminimal mungkin. Namun, karena ada kaitannya dengan pariwisata, hingga harus tetap beredar. "Suka tidak suka, minuman tersebut pasti tetap beredar karena menyangkut dengan pariwisata di Sumsel. Meski demikian kita tetap harus waspada, maka supaya mereka tidak liar kita buat kuota,"tegasnya.
Ditambahkan Eppy, karena ada kaitannya dengan kuota itu ada instrumennya dengan pengendalian, maka dibuat hologram.
  "Jadi minuman yang beredar itu ada hologramnya dengan 3 golongan A, B, dan C. Dan jika ada minumman yang beredar itu tidak berhologram, maka itu ilegal dan akan kita musnakan,"bebernya. (W.05)  

Budidaya Ikan Kekuatan Ekonomi Sumsel


Palembang, SentralPos


 Krisis global yang melanda sejumlah kegiatan usaha dibeberapa daerah di Indonesia, membauat beberapa usaha perekonomian mengalami pasang surut, baik dibidang industri maupun agrobisnis. Namun, tidak sama halnya dengan usaha budi daya, di Sumsel usaha budi daya justru mengalami peningkatan yang cukup signifikan. 
 Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sumsel, Ir Lukman Nulhakim saat ditemui di Pemprov Sumsel, Senin (30/3) kemarin mengatakan, saat ini usaha budi daya di Sumsel memiliki prospek yang cukup baik. 
"Untuk tahun 2009 ini, program kita pada kebijakan dasar bergerak di bidang budi daya, kalau zaman orde baru dulu, 20 persen budi daya dan 80 persen dibidang tambak, sekarang kita balik, 20 persen dibidang tambak dan 80 persen dibidang budi daya. Karena yang mempunyai prospek besar untuk masa masa depan yakni budi daya,"ungkapnya.
 Menurut Lukman, hal tersebut dilakukan agar perikanan menjadi kekuatan ekonomi di Sumsel. Karena, menurutnya Sumsel banyak memiliki sungai besar hingga hal itu pasti bisa terwujud.
 "Sekarang produksi kita 60 persen dari budi daya, jadi yang kita programkan sudah benar. Dalam hal ini pemprov Sumsel juga sudah membagi sentra-sentra perikanan. Untuk ikan mas dan nilai, sentra utamanya, di Musi Rawas, Lubuk Linggau, Pagar Alam dan OKU Timur. Kalau ikan patin, sentra utamanya di Palembang, OKI, OI, Banyuasin dan Muba,"paparnya.
 Sedangkan untuk ikan hias sambung Lukman, sentra utamnya di Muba dan Palembang. Dan untuk ikan lele akan disentralkan si Palembang.  
 "Target ekspor kita cukup meningkat, tahun kemarin sudah mencapai 22 ribu U$, dan jika cuacanya cukup bagus, tahun 2009 ini akan kita tingkatkan mencapai 6 persen terutama udang. Sebenarnya produksi udang kita cukup tinggi, sebab PT Wayuni Mandira (WM) tersebut saat ini produksinya cukup tinggi yang mencapai 200 ton perhari. Namun PT WM tidak lewat melalui Sumsel tapi Lampung,"pungkasnya. (W.05)

'Kami Butuh Jalan Bukan Janji'


Palembang, SentralPos

Ternyata masih ada wilayah di Palembang yang terisolasi, ironisnya ini sudah terjadi 65 tahun. Wajar jika kemudian, ratusan warga Sungai Pedado Kelurahan Keramasan Kecamatan Kertapati luar biasa kecewa. Uniknya kekecewaan itu diluapkan ke Pemprov Sumsel bukan ke Pemkot Palembang sebagai yang punya wilayah. 

 Aksi ratusan warga Sungai Pedado ini dilakukan Senin (30/3), dalam aksinya ratusan warga ini mengeluhkan minimnya akses transportasi yang masuk ke kampung mereka. "untuk ke Sungai Pedado, tidak ada kendaraan umum yang bisa masuk. Satu-satunya transportasi adalah ketek," terang Husni, koordinator aksi (Korak) kepada SentralPos. 
 Itu kata dia disebabkan putusnya jalan sepanjang satu kilometer, walaupun sudah terjadi berpuluh-puluh tahun tetapi terang Husni tidak ada perhatian dari pemerintah untuk memperbaiknya. Akibatnya, untuk beraktifitas warga harus mengeluarkan biaya besar. 
 "Jalan kami sudah putus sejak zaman Belanda, tetapi Walikota Palembang dan Gubernur Sumsel telah beberapa kali berganti tetapi tidak ada satupun yang berusaha memperbaiki jalan kami. Hingga detik ini, Wako Palembang tidak membantu untuk memperbaiki jalan itu karena itu kami minta gubernur memperbaikinya apalagi waktu kampanye pak Gub pernah janji akan memperbaiki jalan itu," terangnya. 
 Keluhan yang sama juga dilontarkan banyak warga, menurut mereka sudah 65 tahun hidup warga Sungai Belado terisolasi akibat putusnya jalan sepanjang 1 kilometer. "Kami butuh jalan, bukan janji. Kami minta pak gub untuk memperbaiki jalan kami," harap mereka.  
 Menanggapi aksi itu, Asisten I Pemprov Sumsel Mukti Sulaiman didampingi Kaban Kesbang dan Linmas Rusli Nawi melakukan dialog dengan beberapa perwakilan warga. Ditemui usai dialog, Kaban Kesbang dan Linmas Rusli Nawi menerangkan Pemprov secepatnya akan menurunkan tim untuk mensurvey kondisi jalan tersebut. 
 "Insyallah tanggal 14 April, tim dari Dinas PU Bina Marga Sumsel akan turun mensurvey jalan itu. Jika sudah ada datanya, maka akan segera diperbaiki," tegasnya. 
 Rusli mengaku tahu persis bagaimana penderitaan warga Sungai Pedado sebab kata dia, ia pernah menjabat Camat seberang Ulu (SU) I. "Saya tahu, ke sana tidak ada jalan darat. Satu-satunya transportasi hanya menggunakan ketek, tanggal 14 April tim dari PU BM Sumsel akan kita turunkan untuk melakukan survey. Insyallah dalam waktu secepatnya jalan itu diperbaiki, kami minta warga untuk bersabar," kata dia kepada ratusan warga. 
 Disambung Rusli, untuk membangun jalan ke Sungai Pedado agar bisa dilalui kendaraan roda empat membutuhkan dana yang tidak sedikit karena itu bebernya harus dianggarkan dulu dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Sumsel.
 Tetapi Pemprov tegasnya, akan mengusahakan secepat mungkin jalan ke Sungai Pedado paling tidak bisa dilalui kendaraan roda dua terlebih dahulu sambil menunggu dianggarkannya dana untuk perbaikan jalan tersebut. (W.05)

Kapal Beras Tenggelam di Sungai Musi


Palembang, SentralPos

Kecelakaan di perairan Sungai Musi kembali terjadi, Senin (30/3) sebuah kapal motor sungai yang mengangkut 20 ton beras tenggelam di Sungai Musi tepatnya di perairan Sungai Lais Palembang. Informasi yang berhasil dihimpun SentralPos, KM Musdalifah tenggelam akibat menabrak dermaga Pelabuhan Sungai Lais. 

 Sebelumnya, KM Musdalifah yang dikemudikan Sawir warga Makarti Jaya Banyuasin itu berangkat dari Makakarti dengan tujuan Pasar Sekanak Palembang. Rencananya, di pasar itu KM Musdalifah akan membongkar 20 ton beras yang diangkutnya. 
 Tetapi malangnya, belum sampai ke tujuan tiba-tiba mesin KM Musdaklifah mati mendadak karena mengalami kerusakan. Akibatnya, laju kapal tidak bisa dikendalikan oleh serang (pengemudi) sehingga terseret arus sungai yang cukup deras dan menghantam dermaga Pelabuhan Sungai Lais. 
 Tak pelak, kapal yang terbuat dari kayu ini mengalami kerusakan parah. Bagian depan kapal pecah, sehingga air langsung masuk ke dalam badan kapal. Perlahan tapi pasti, KM Musdalifah pun karam ke dalam Sungai Musi. 
 Untunglah, tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu. Tiga awak kapal naas tersebut, berhasil menyelamatkan diri ketika kapal mulai tenggelam. Walaupun demikian, salah satu awak kapal yakni Yanto masih terlihat shock dengan kejadian itu.
 Menurutnya, ia hampir saja kehilangan nyawa akibat tenggelamnya kapal tersebut. "Untunglah, waktu kapal nak tenggelam kami sempat meloncat dan berhasil menyelamatkan diri," ungkapnya. 
 Sementara pemilik kapal, Sawir mengaku mengalami kerugian mencapai Rp 250 juta akibat tenggelamnya KM Musdalifah tersebut. Menurut dia, sejak berlayar dari Makarti Jaya kondisi kapal dalam keadaan baik. Tetapi ketika melintas di kawasan Sungai Lais entah mengapa tiba-tiba mesin kapal rusak. 
 "Mesin kapal mati, kami coba menghidupkannya kembali tetapi tidak bisa. Karena arus sungai yang kuat, laju kapal terseret hingga menabrak dermaga," terangnya. 
 Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Palembang, Edi Nursalam ketika dikonfirmasi membenarkan adanya kejadian itu. Menurut dia, kejadian itu murni kecelakaan. "Sebelum menabrak dermaga, mesin kapal mati sehingga terseret arus sungai dan menabrak dermaga. Saat ini KM Musdalifah, belum kami evakuasi karena ada beberapa bagian kapal yang rusak," tandasnya. (W.03)

6 Gadis Indramayu Dijual ke Palembang


* Dijadikan PSK di Kampung Baru

Palembang, SentralPos

Orang mana yang tidak mau ditawari pekerjaan dengan gaji besar, apalagi ditengah himpitan ekonomi dan sulitnya mencari pekerjaan ditempat tinggalnya. Ketika datang tawaran untuk bekerja sebagai pembantu rumah tangga (PRT) di Singapura, kesempatan itu pun tidak disia-siakan oleh Tia (19), Tini (23), Sarmin (28), Lina (19), Tiara (23) dan Ayu (16), yang kesemuanya warga Indramayu Jawa Barat (Jabar). 

 Sayang, bukannya dollar yang diterima tetapi justru rupiah demi rupiah dengan susah payah dengan melayani nafsu pria hidung belang di Wisma Sari Indah Kampung Baru KM 6 Palembang. Uang hasil memeras keringat dan 'kenikmatan' itupun tidak semuanya diterima melainkan wajib disetorkan ke sang mami yakni Yanti (32). 
 Untunglah penderitaan ke enam gadis ini, tidak berlangsung lama. Pada Senin (30/3), ke enamnya berhasil diamankan oleh Poltabes Palembang dari Wisma Sari Indah Kampung Baru. Informasi yang berhasil dikumpulkan SentralPos, ke enam gadis ini berhasil diamankan berkat laporan Arwan, bapak kandung dari Tiara salah satu korban. 
 Arwan sendiri berhasil melacak keberadaan anaknya, setelah berhasil menghubungi anaknya Tiara melalui telpone. Dalam percapakannya, Tiara menceritakan semua kejadian yang mereka alami termasuk harus menjadi pelayan seks bagi pria hidung belang di Palembang. 
 Tak pelak mendengarkan cerita anaknya itu, Arwan berang. Tetapi jauhnya jarak antara Indramayu dan Palembang menyulitkan dia apalagi Arwan tidak tahu dimana letak Kampung Baru yang disebutkan anaknya. Tetapi sebagai orang tua, ia tetap nekat ke Palembang untuk menyelamatkan anaknya dan melaporkan semua kejadian itu ke Poltabes. 
 Mendapatkan laporan itu, dengan cepat polisi melakukan penyidikan dan berhasil membongkar sendikat perdagangan orang ini. Mami Yanti, yang menjadi induk semang pun hanya pasrah ketika harus digelandang ke Mapoltabes guna dimintai keterangan. 
 Ayu (16), salah satu korban kepada SentralPos mengaku sudah satu minggu di sekap di Wisma Sari Indah. "Selama 1 minggu, aku sudah dipaksa melayani nafsu 10 pria. Dalam satu hari, kadang lebih dari satu pria yang harus aku layani," akunya dengan polos. 
 Menurutnya, ia bersama lima temannya tidak mampu menolak paksaan untuk melayani setiap tamu prianya. Sebab mereka dikawal oleh orang-orang suruhan Mami Yati. "Habis berhubungan, uangnya langsung diambil oleh mami," keluh Ayu. 
 Disambungnya, ia sendiri ke Palembang karena tergiur dengan bujuk rayu Mami Yanti. Awalnya kata Ayu, ia didatangi oleh Mami Yanti di rumahnya di Indramayu. Disana, ia ditawari untuk bekerja sebagai PRT di Singapura dengan gaji lumaya besar. 
 Karena ingin membantu kedua orang tuanya, Ayu pun menerima ajakan itu. Ternyata beber Ayu, bukan hanya dia yang ditawari oleh Mami Yanti tetapi ada lima orang lainnya. "Kami lalu berangkat dari Indramayu menggunakan bus, katanya hendak dipondokkan dulu untuk diberi pelatihan di Palembang. Ternyata di sini, kami dipaksa menjual diri," imbuhnya. 
 Sementara itu mami Yanti sendiri, sampai berita ini diturunkan belum bisa dimintai keterangan karena masih diperiksa secara intensif oleh Poltabes Palembang. (W.19)