Selasa, Agustus 04, 2009

Distributor Sembako Mulai Stok Cadangan

* Antisipasi Kebutuhan Selama Ramadhan

Palembang, SentralPos

Menjelang masuknya bulan puasa dan lebaran, para penjual dan distributor sembako akan menyiapkan stok hingga 3 bulan ke depan ditambah cadangan stok 20 persen dari jumlah stok formal.
Jika terjadi kenaikan harga diatas kewajaran, maka operasi pasar (OP) akan digelar.
Hal ini diungkapkan, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sumse, Eppy Mirza saat ditemui di Griya Agung, Senin (3/8) kemarin.
Dijelaskan Eppy, pada 14 Juli lalu pihaknya dan seluruh pihak terkait terkait sembako mengadakan rapat koordinasi. Dari hasil rapat tersebut, menghadapi puasa dan lebaran diminta agar para distributor dan penjual sembako menyiapkan stok hingga 3 bulan ke depan. Namun, itu dengan catatan, jumlah stok cukup untuk kebutuhan.
"Bahkan mereka siapkan stok cadangan 20 persen, selain stok formal. Jika stok cukup dan distribusi sembako lancar, maka diharapkan harga akan stabil. Dan jika ada kenaikan harga diluar batas kewajaran, kita akan lakukan operasi pasar. Namun, hal itu dilakukan setelah melihat dari hasil evaluasi nanti,"jelas Eppy.
Selain itu lanjut Eppy, jenis sembako yang menjadi fokus perhatian pihaknya yakni daging dan telor. "Karena, kedua komoditi ini yang biasanya mengalami kenaikan luar biasa jelang puasa dan lebaran. Kalau untuk sembako seperti gula dan minyak, stok cukup, sehingga harga diharapkan selalu stabil,"pungkasnya. (W.05)

PT PDI Bakal Bangun Sistem Angkutan Terpadu

* Untuk Pengangkutan Batubara

Palembang, SentralPos

PT. Priamanaya Djan Internasional (PDI), yang merupakan perusahaan besar di bidang energi akan melakukan pengembangan infrastruktur sistem transportasi terpadu untuk angkutan batubara dari Lahat-Patra Tani, Muaraenim.
Rencana ini disampaikan oleh Direktur Operasional PT PDI, Susilo Dwijantoro usai menghadiri rapat dengan Asisten II Bidang Ekonomi Keuangan dan Pembangunan Ir. H. Eddy Hermanto, SH, MM di ruang rapat Bina Praja Pemprov Sumsel, Senin (3/7).
Menurutnya, proyek itu segara teralisasi pada tahun 2013 mendatang. "Kita menginvestasikan dana hampir Rp 6 trilyun untuk membangun jalur kereta api dari Lahat-Muaraenim," jelasnya.
Tidak hanya jalur kereta api yang dibangun, PT PDI sambungnya juga akan membangun sistem transportasi melalui Sungai Musi dan pelabuhan khusus batubara di Patra Tani.
Karena jalur yang bakal dilalui rel KA itu akan menggunakan lahan hutan produksi milik Departemen Kehutanan maka, PT PDI jelasnya meminta bantuan Pemprov untuk membantu perizinan.
“Kita minta bantuan Pemprov Sumsel untuk mengurus izinnya,” jelas Susilo
Sementara itu Asisten II Bidang Ekonomi Keuangan dan Pembangunan Ir H Eddy Hermanto SH MM mengatakan rel kereta api batubara Lahat-Patra Tani ini, merupakan pembangunan rel ketiga untuk transportasi batubara,
yang pertama adalah jalur transportasi dari PTBA-Tarahan, kedua double track Linggau – TAA dan yang ketiga Lahat-Patra Tani, dengan seratus persen merupakan murni investasi dari dalam negeri. “Kedepan kita akan buka seluas-luasnya, ada ke Bengkulu, Lampung bahkan banyak lagi yang lainnya,” katanya.
Saat disinggung proses perizinan, Eddy dengan semangat menjelaskan Pemprov Sumsel siap membantu memfasilitasi dengan percepatan-percepatan pemberian izin bagi pihak swasta yang ingin memberikan investasi infrastruktur.
”Tadi bahkan kita tantang bila semua persyaratan siap, dalam satu hari izin sudah dikeluarkan,” tambah Eddy.
Fasilitas yang diberikan Pemprov Sumsel ini sebagai bentuk rencana program pemerintah, diharapkan tahun 2011 nanti Sumsel sudah booming dengan semua kegiatan pembangunan infrastruktur. ”Pemprov akan lakukan evaluasi terhadap kemajuan izin rekomendasi yang diberikan Gubernur setiap tiga bulan, minimal suatu peringatan,” jelasnya. (CW.02)

Motif Songket Akan Dipertimbangkan


* Di Jersey SFC

Palembang, SentralPos

Setelah diluncurkannya jersey dan logo baru klub kebanggaan wong Sumsel, Sriwijaya FC (SFC) Jumat yang lalu. Kini, banyak mendapatkan kritik dari para suforter mengenai dihilangkannya motif songket pada jersey SFC.
Motif songket yang menjadi ciri khas jersey SFC tersebut dinilai, sudah cukup dikenal oleh seluruh lapisan masyarakat Sumsel bahkan nasional.
Menanggapi hal tersebut, Manager SFC Hendri Zaainudin saat ditemui di Gryiya Agung, Senin (3/8) kemarin mengatakan, keputusan di hilangkannya motif songket pada jersey SFC tersebut berdasarkan dari hasil kompetsisi yang digelar bebapa waktu lalu.
"Jersey yang baru tersebut merupakan pilihan dari hasil pemenang lomba. Namun, motif songket yang menjadi ciri khas jersey SFC tersebut, bisa saja kita pertimbangkan lagi untuk gunakan di jersey tersebut,"jelasnya.
Menurut Hendri, khas dari suatu daerah tidak lah harus digunakan sebagai simbol dalam suatu klub bola. "Contohnya, Klub dari Italia yang dikenal dengan makanan khasnya spageti, namun tidak di gunakan sebagai salah satu sponsor klub tersebut.
Namun, jika memang motif songket pada jersey SFC tersebut sudah melekat dihati para penggemar SFC, kita tentunya akan mencari cela untuk menyertakannya menjadi sponsor,'"ujarnya.
Ditambahkannya, memang saat ini klub SFC telah mendapatkan sponsor baru yakni Reebok. Namun, bukan berarti produk lain tidak bisa menjadi sponsor. "Kita juga akan gunakan sponsor-sponsor lain, seperti, koran lokal, ataupun produk-produk lainnya. Semuanya masih bisa dibicarakan lagi dengan pihak reebok,"tegasnya. (W.05)

Anggota Pol PP Dikeroyok PKL



Palembang, SentralPos
M Eko Pratama (24), anggota Satuan Polisi Pamong Praja (Pol PP) Palembang, Senin (3/8) melapor ke Poltabes Palembang.
Warga Jalan Srijaya Lorong Mbah Rustam Rt 7/23 Kelurahan Siring Agung Sukarami ini dalam laporannya mengaku, ia dikeroyok oleh Ijah (50), salah satu pedagang kaki lima (PKL) di kawasan Pasar 16 Ilir bersama teman-temannya sesama PKL.
Akibatnya, korban mengalami luka cakar dan memar di bagian pipi kiri, dan luka lecet kaki kiri. Menurut dia, pengeroyokan itu berawal saat ia bersama dengan anggota Sat Pol PP lainnya bertugas melakukan penertiban terhadap PKL di Pasar 16 Ilir sekitar pukul 12.00 WIB.
"Saat melakukan penertiban itu, ia melakukan perlawanan. Dio samo kawan-kawannya langsung nyerang dan mengeroyok aku," terang korban.
Aksi penganiayaan juga dialami Suryani (35), Jalan Sukarela Lorong Masjid Rt 43 Kelurahan Sukabangun, Sukarami.
Dalam laporannya, korban mengaku dikeroyok oleh Ratna (15) Cs. Akibatnya, korban mengalami sakit di kepala, luka di tangan dan luka gores di tangan kanan.
"Dia itu, karyawan aku. Saat kejadian, aku mintanya untuk tidak bekerja dulu untuk sementara waktu. Rupanya, dia salah paham dan langsung marah serta mengeroyok aku bersama kawan-kawannya," jelas korban.
Kapoltabes Palembang, Kombes Pol Lucky Hermawan melalui Kasat Reskrim, Kompol Kristovo Arianto membenarkan pihaknya menerima laporan dari kedua korban pengeroyokan.
"Laporan korban telah dilanjutkan ke Reskrim," tandasnya.(W. 19)

BBM Subsidi Diduga Dijual ke Industri


* Di SPBU Sekayu

Muba, SentralPos

Selisih harga antara harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi yang diperuntukkan bagi masyarakat dengan BBM yang dijual ke industri, membuat pengusaha SPBU nakal di Sekayu mengambil keuntungan dengan menjual BBM itu untuk kepentingan industri.
Modus yang digunakan adalah dengan melayani pembelian melalui derigen. Ini bisa dilihat di SPBU Sekayu. Ironisnya, pihak terkait yang mengetahui adanya penjualan dengan menggunakan derigen itu terkesan menutup mata saja.
Pantauan SentralPos, Senin (3/8) terlihat terlihat antrian pengisian BBM dengan menggunakan puluhan derigen. Derigen yang telah diisi penuh dengan BBM itu, kemudian diangkut menggunakan kendaraan Pick Up.
Diduga BBM yang dibeli dari SPBU Sekayu itu, akan digunakan untuk kepentingan industri.
Salah seorang pembeli BBM di SPBU Sekayu dengan menggunakan derigen mengaku bernama Syaipul, saat dikonfirmasi SentralPos membenarkan kalau ia membeli BBM di SPBU Sekayu untuk kepentingan Perusahaannya.
Menurutnya, dia membeli BBM itu untuk sebuah perusahaan yang tengah melaksanakan pekerjaan proyek Jembatan di Kawasan Kecamatan Sungai Keruh.
"Ya, BBM ini untuk kepentingan CV. Halim Jaya yang tengah mengerjakan proyek Jembatan di Sungai Keruh, dan saya biasa melakukan pembelian BBm dengan menggunakan derigen, biasanya setiap 2 hari sekali saya membeli BBM di SPBU ini," kata Syaiful.
Penanggung Jawab SPBU Sekayu, Fikri saat dikonfirmasi SentralPos tidak membantah kalau pihaknya melayani pembelian dengan menggunakan derigen. Menurutnya, hal itu dilakukannya untuk membantu masyarakat, Khususnya masyarakat yang bermukim di daerah-daerah yang jauh dari keberadaan SPBU.
"Terus terang pak, kita pusing dengan permasalahan ini, karena tiap kita mengisi BBM dengan menggunakan derigen baik itu, malam hari, maupun siang hari selalu dijadikan masalah. padahal, tujuan kita melayani pembelian dengan menggunakan derigen ini, bukan untuk mencari keuntungan, melainkan untuk membantu masyarakat," katanya.
Sementara itu sejumlah, Konsumen SPBU Sekayu mengeluhkan banyaknya pembelian dengan menggunakan derigen. Karena menurut mereka, konsumen dengan menggunakan kendaraan yang akan melakukan pengisian BBM, kerap terhambat dengan aktivitas pengisian BBM dengan derigen ini.
"Ya, kita terganggu dengan adanya aktivitas pengisian BBM dengan derigen ini, karena pihak SPBU sendiri sering mengutamakan pengisian di derigen ketimbang kami sebagai konsumen dengan menggunakan kendaraan sepeda motor. mungkin, karena untungnya lebih besar daripada pembelian dengan kendaran, jadi mereka megutamakan pengisian derigen," keluh Yanto, (40) salah seorang yang dibincangi SentralPos saat hendak mengisi BBM di SPBU Sekayu.
Lebih lanjut dikatakan Yanto, seharusnya pihak SPBU tidak melakukan penjualan dengan menggunakan derigen, karena menurut aturannya, SPBU itu hanya untuk melayani pengisian dengan menggunakan kendaraan.
"BBM yang dijual di SPBU inikan untuk kepentingan masyarakat, karena harganya juga ada subsidi dari Pemerintah, tapi kalau mereka jual kepada derigen, bisa saja BBM itu digunakan untuk kepentingan industri, kalau ini terjadi tentunya selain merugikan masyarakat juga merugikan negara," katanya.
Lebih lanjut dia berharap adanya upaya dari Pihak Pemerintah dan Instansi terkait lainnya untuk segera melakukan penertiban terhadap SPBU yang melakukan penjualan dengan menggunakan derigen. "Kami berharap adanya upaya dari Pemerintah dan pihak Pertamina untuk mengambil tindakan tegas, terhadap SPBU yang melayani pembelian dengan derigen," harapnya. (Kur)

Syahrial Terancam 5 Tahun Penjara


* Kasus Korupsi TAA

Jakarta, SentralPos
Mantan Gubernur Sumsel, Syahrial Oesman didakwa bersalah secara bersama-sama melakukan tindak pidana korupsi terkait proyek pelepasan kawasan hutan lindung Pantai Air Telang, Kabupaten Banyuasin, Sumsel pada 2006 hingga 2007 seluas 600 hektare.
"Terdakwa Syahrial memberi atau menjanjikan sesuatu berupa uang Rp 5 miliar kepada penyelenggara negara," kata jaksa penuntut umum dari Komisi Pemberantasan Korupsi, Zed Tadung Alo di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jalan HR Rasuna Said, Jakarta, Senin (3/8).
Selain itu, Jaksa juga mendakwa dia telah melakukan permufakatan jahat yaitu melakukan pertemuan-pertemuan dengan Direktur PT Chandratex Indo Artha, Chandra Antonio Tan selaku calon investor pembangunan pelabuhan Tanjung Api-Api, dan Sofyan Rebuin selaku Direktur Utama Badan Pengelolaan dan Pengembangan Pelabuhan Tanjung Api-Api (BPPTAA) untuk melakukan tindak pidana seperti disebutkan di atas.
Menurut jaksa, Syahrial bersama Chandra Antonio Tan menyerahkan uang itu kepada anggota dewan komisi kehutanan Sarjan Tahir, Yusuf Erwin Faishal, Hilman Indra, Azwar Chesputera serta Fahri Andi Leluasa.
Uang itu, lanjut dia, digunakan untuk mempercepat proses rekomendasi persetujuan atas usulan pelepasan kawasan hutan lindung Pantai Air Telang Kabupaten Banyuasin Sumsel seluas 600 ha.
Terdakwa, lanjut Jaksa Eli Kusumastuti, menyadari hingga September 2006 ijin dari Menteri Kehutanan belum juga diterbitkan. "Karena rekomendasi dari DPR belum disetujui," kata dia. Syahrial lalu memerintahkan Sofyan Rebuin selaku Sekretaris Propinsi Sumatera Selatan mencari anggota dewan daerah pemilihan Provinsi Sumsel guna membantu proses percepatan itu.
Sofyan, kata Eli, menemui Sarjan Taher yang meminta adanya kebutuhan dana senilai Rp 5 miliar. Dalam pertemuan di kantor Syahrial bersama Sofyan Rebuin dan Chandra Antonio Tan menyepakati permintaan dana itu. "Terdakwa menugaskan Chandra untuk menyiapkan dana dalam dua tahap," kata dia.
Oktober 2006, Chandra menemui Sarjan dan menyerahkan amplop berisi Mandiri TravelCheque senilai Rp 2,5 miliar. Cek tersebut kemudian dibagikan kepada Sarjan Tahir (Rp 150 juta), Hilman Indra (Rp 175 juta), Azwar Chesputera (Rp 325 juta), Fachri Andi Leluasa (Rp 175 juta) dan Yusuf Erwin Faishal (Rp 275 juta).
Juni 2007 Chandra, Sofyan dan Musyrif Suwardi kembali membahas penyiapan kekurangan uang bersama terdakwa. Chandra kemudian ke Jakarta untuk penyerahan uang kepada Sarjan Tahir senilai Rp 2,5 miliar. Chandra menemui Yusuf Erwin dan Hilman Indra untuk menyerahkan uang itu.
Uang tersebut kemudian dibagi-bagikan kepada para anggota dewan sebelumnya. Sarjan mendapat Rp 200 juta, Hilman mendapat Rp 260 juta, Azwar senilai Rp 125 juta, Fachri Andi Leluasa Rp 235 juta dan Yusuf Erwin Rp 500 juta.
Atas perbuatan itu, jaksa menjerat dia dengan Pasal 5 ayat (1)a Undang-undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dengan hukuman maksimal lima tahun penjara.
Syahrial sendiri usai sidang, menyerahkan hal ini kepada persidangan. "Kita dipersidangan," kata dia. Sementara penasihat hukum Syahrial, Ignatius Supriadi mengatakan dakwaan jaksa tidak benar. "Kita akan buktikan dengan saksi di persidangan nanti," ujar dia. (ozn/vns)

Alex Tuding Pusat Tidak Adil


* Sumsel Pasok Energi Tetapi Listrik Byarpet

Palembang, SentralPos
Gubernur Sumsel, H Alex Noerdin melontarkan berbagai kritikan serta solusi terhadap berbagai kebijakan pemerintah pusat yang dinilainya selama ini masih dirasa belum cukup adil.
Hal itu dilontarkannya dihadapan para peserta program pendidikan reguler Lemhanas 2009 angkatan 43, Senin (3/8) di Griya Agung Palembang.
Diungkapkan Alex, kebijakan yang dinilainya belum cukup adil ini, telah dirasakan oleh berbagai daerah di Indonesia.
Misalnya kata Alex, Sumsel yang dikenal sebagai daerah terkaya nomor 5 di Indonesia memiliki berbagai sumber daya alam (SDA) seperti, minyak, gas dan batubara. Ternyata, hingga saat masih mengalami krisis energi.
"Hampir setiap hari di Sumsel selalu menglami pemadaman listrik, padahal sumber tenaga listrik di Sumsel digunakan mensuplai Singapura dan berbagai industri di Jawa. Artinya, kebijakan tersebut tidak adil bagi masyarakat Sumsel," kritiknya.
Diungkapkannya lagi, selama ini PT Pusri yang telah menjadi pahlawan dibidang pangan selama 40 tahun, usianya kini hanya tinggal 5 tahun lagi. Hal itu disebabkan karena pasokan gas ke PT Pusri hanya dijatah untuk 5 tahun lagi.
"Padahal, begitu banyak gas yang kita kirim ke Pulau Jawa dan Singapura. Namun, itu tidak membuat kami harus menentang kebijakan dari pusat, karena kita tengah telah memikirkan solusinya, dengan membangun pabrik Pusri yang baru menggunakan tenaga dari bahan batu bara. Dan proyek pelabuhan Tanjung Api-api telah selesai, mudah-mudahan semua program yang akan kita jalankan berhasil,"ujarnya.
Selain itu tambahnya, Sumsel juga akan mencari solusi damai dalam rangka keutuhan NKRI dan sebagainya. "Kita berupaya melaksanakan 3 prioritas yakni peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) dengan sekolah, berobat gratis di Sumsel serta peningkatan teknologi dalam pemanfaatkan sumber daya alam,"jelasnya.
Sementara itu, Ketua Bidang Studi Lemhanas, Marsda TNI Gunariadi mengungkapkan, keberadaan Lemhanas juga akan mengkaji persoalan-persoalan didaerah-daerah melalui studi strategis. Termasuk riak-riak yang terjadi disejumlah daerah sehingga tidak menimbulkan rasa apatis yang dapat menumbuhkan separatisme.
"Dalam kunjungan peserta kali ini, dijadwalkan di 5 provinsi, yakni di Sumsel, Bengkulu, Riau, Maluku serta Sulawesi Selatan. Hal ini dilakukan, agar para peserta mendapatkan pemahaman berbagai permasalahan di tiap-tiap daerah,"ujarnya. (W.05)