Rabu, Maret 18, 2009

Golput di Pemilu 2009 Diyakini Menurun


Palembang, SentralPos
Angka masyarakat yang tidak menggunakan hak suaranya atau golongan putih (Golput), dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 2009 diprediksi akan menurun. Hal ini dikatakan oleh Kepala Pusat Informasi Departemen Komunikasi dan Informatika (Defkominfo), Agus Salim dalam seminar bertajuk Peningkatan Kapasitas Lembaga Komunikasi Sosial Dalam Rangka Voter Information di Hotel Sahid Imara Palembang, Rabu (18/3). 
Menurutnya, ia tidak sepakat jika dengan makin banyak partai politik (Parpol) peserta Pemilu 2009 maka akan golput akan bertambah. Sebab jelas dia, seharusnya dengan semakin banyak parpol maka akan semakin banyak pilihan bagi masyarakat untuk menentukan parpol dan caleg mana yang bakal dipilih.  
"Saya yakin, golput akan menurun di Pemilu 2009. Sebab, dalam pemilu legislatif sendiri biasanya caleg akan melakukan mobilisasi suara keluarganya dan pendukung untuk memilih dia. Ini, bisa mencegah terjadinya golput," ungkapnya. 
Menurut dia, tidak seharusnya masyarakat tidak menggunakan hak suaranya. Sebab jelas dia, suara yang diberikan masyarakat itu sangat menentukan bagi jalannya demokrasi di Indonesia. Selain itu lanjutnya, kalau masyarakat tidak menggunakan hak pilihnya maka ia pun tidak berhak untuk menuntut haknya kepada negara.
"Disinilah peranan semua lembaga komunikasi sosial, seperti Ormas, Pers, dan LSM untuk mengajak masyarakat menggunakan hak suaranya. Jangan justru, lembaga-lembaga itu menakut-nakuti masyarakat," harapnya. 
Sementara itu, Ketua Dewan Kehormatan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat Tarman Azam berharap media massa baik elektronik maupun cetak melakukan kampanye bersama untuk mengajak masyarakat menggunakan hak pilihnya. 
Menurut Tarman, sebagai pengorbanan bagi negara sepatutnya media massa khususnya cetak menyisihkan seperempat atau setengah halamannya untuk memuat iklan layanan sosial seperti mekanisme pemungutan suara atau himbauan kepada masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya. 
"Jadi bagi media, tidak cukup hanya dengan melakukan tugas profesionalismenya dalam meliput berita-berita kampanye yang dilakukan oleh Parpol saja tetapi juga memberikan pencerahan dan pendidikan kepada masyarakat terhadap Pemilu," urainya. 
Sedangkan anggota KPU Sumsel, Ong Berlian menilai selama ini media massa di Sumsel sudah berperan aktif dalam melakukan sosialisasi pelaksanaan Pemilu 2009. Menurut ia, KPU sangat terbantu dengan pemberitaan yang dibuat oleh wartawan baik terhadap mekanisme pemungutan suara maupun aturan pemilu lainnya. 
"Kita terus berusaha, melakukan sosialisasi pelaksanaan Pemilu 2009 yang kian dekat. Baik secara langsung, maupun tidak langsung. Teman-teman pers, sudah sangat membantu kita dalam melakukan sosialisasi sistem contreng pada Pemilu," tandasnya. (W.03)
 

Pembayaran BLT Lebih Tertib


Palembang, SentralPos
Pembayaran Bantuan Langsung Tunai (BLT) di hari pertama kemarin (18/03) berjalan dengan lebih teratur dibandingkan pembayaran BLT sebelumnya. Selain karena pembayaran dilakukan di kelurahan-kelurahan, proses pembayaran juga berjalan lancar karena adanya resi BLT atau Kupon Pengawasan Bantuan Langsung Tunai (BLT) 2009.
”Di dalam resi BLT tersebut telah dicantumkan nomor penerima BLT (KIP,red), selain itu pihak kelurahan telah memiliki data yanga akurat karena undangan untuk penerima bantuan pun disebarkan melalui kelurahan”ujar Kepala Cabang PT Pos Palembang, Gustav Marpaung.
Pantauan Koran ini di kelurahan 19 Ilir, pembayaran BLT berlangsung dengan tertib, terlihat pihak kepolisian, pihak Tagana, Brimob membatu penjagaan keamanan dan ketertiban. Sedangkan pihak PT Pos memverifikasi penerima BLT dan melakukan pembayaran BLT sebesart Rp 200 ribu untuk 2 bulan.
Seperti diketahui, pembagian BLT dilakukan serentak di kelurahan. Hari ini ada enam kelurahan yang membagikan BLT seperti kelurahan Talang Semut sebanyak 405 KK. Juga kelurahan 22 Ilir sebanyak 201 KK, Kelurahan 23 Ilir sebanyak 169 KK, Kelurahan 19 Ilir sebanyak 164 KK, kelurahan 26 Ilir sebanyak 604 KK, Kelurahan 24 Ilir sebanyak 934 KK.
Lurah 19 Ilir, Yandsi menuturkan pihaknya telah menyediakan tempat pembayaran dan membantu pelaksanaan pembayaran BLT sesuai mekanisme.”Pembayaran BLT diatur per RT per jam, di kelurahan kami sendiri terdapat 13 RT dengan 164 RTS”jelasnya 
Sementara Walikota Palembang, Ir H Eddy Santana MT yang memantau pembayaran BLT mengaharpkan uang BLt yang diteriam masyarakat dapat dimanfaatkan dengan baik.”Nominal BLT yang lebih kecil dari sebelumnya jangan ditanggapi miring, tetapi merupakan bukti tingkat kesejahteraan masyarakat telah meningkat”tandasnya.(W20)

Suka Cowok Lokal daripada Bule


Jakarta, SentralPos
Tamara Bleszynski masih menikmati statusnya sebagai janda. Dia tidak trauma dengan perceraian dan membuka hati untuk pria. Kata Tamara, dia lebih suka pria Indonesia dibanding bule.
"Saya sih terserah dengan Yang di Atas. Tapi kalau boleh milih, saya pilih pria Indonesia," kata Tamara saat ditemui di Kamasutra, Hotel Crowne, Jakarta Selatan, Rabu (18/3).
 Tamara mengaku, sangat selektif dalam memilih calon pendamping hidupnya kelak. Dia tak mau gagal lagi. Oleh karena itu, artis cantik ini memiliki kriteria khusus untuk calon suami keduanya nanti.
"Yang pasti dia harus harmonis, gentleman dan diam-diam menghanyutkan. Artinya, dia harus punya daya tarik apakah itu di mata atau senyumnya. Dan yang paling penting, dia harus pintar," kata janda Teuku Rafly ini.
Menurut artis papan atas ini, hingga sekarang, dia belum menemukan pria yang sesuai dengan kriteria tersebut. Dia pun belum memiliki target untuk menikah lagi.
"Semua saya serahkan kepada Sang Pencipta. Saya berusaha untuk menjalani hidup ini dengan santai," tandas Duta Tinju ini. 
Meski menjanda, mantan istri Teuku Rafly ini senang bergaul dengan para petinju. Hal itu membuatnya terhibur.
"Saya senang bisa bergaul dengan mereka. Petinju tidak pelit ilmu karena mereka sering memberi tip teknik bertinju yang baik kepada saya," kata Tamara. 
Tamara memang menggemari olahraga tersebut. Dia rajin berlatih untuk menjaga kebugaran tubuhnya yang seksi.
"Saya berlatih dua kali dalam seminggu. Dan itu membuat badan saya lebih sehat dan fit selalu," ungkapnya. (oz) 

Ratusan Dus Miras Disita


Palembang, SentralPos
Ratusan dus minuman keras (miras) dari berbagai merek, yang dijual bebas oleh pedagang kaki lima (PKL) di sepanjang Jalan POM IX, Demang Lebar Daun, RE Martadinata, Patal Pusri dan Pasar Lemabang berhasil diamankan oleh tim gabungan Polsekta Ilir Timur (IT) I dan Satuan Polisi Pamong Praja (Pol PP) Palembang. 
Ratusan dus miras ini diamankan dalam razia gabungan, Selasa (17/3) sekitar pukul 20.00 WIB. Pantauan SentralPos, sedikitnya 130 personel Pol PP diback up anggota Polsekta IT I menyisir berbagai warung dan PKL di jalan-jalan tersebut selama kurang lebih dua jam.
Beberapa merek miras yang berhasil disita dari pedagang ini antara lain, newport, anggur merah, cap kunci, asoka, mansion house, new port blue serta tuak. Selain miras, Pol PP juga menyita beberapa warung karena pemiliknya enggan menunjukkan isi warungnya kepada petugas.
Ratusan dus miras ini, kemudian dibawa ke Kantor Sat Pol PP Palembang untuk diamankan. Kasat Pol PP Palembang, Herman HS ketika dikonfirmasi mengatakan razia itu sengaja dilakukan karena maraknya peredaran miras. 
"Warga banyak resah, karena miras begitu bebasnya dijual belikan di warung-warung yang berada di pinggir jalan," jelasnya. 
Disambungnya, razia itu juga dilakukan untuk menekan angka kriminalitas di Palembang. Sebab, efek dari miras sendiri bisa mengakibatkan terjadinya tindakan kriminal. "Banyak kasus kriminal, yang berawal dari miras. Ini juga, sebagai tindaklanjut dari penegakan Perda Palembang No 11 Tahun 2006. Pelanggaran hukum terhadap Perda itu, bisa diancam dengan hukuman 3 bulan kurungan dan denda Rp 50 juta," tegasnya. (W.19)

Jembatan Pedamaran 2 – Cinta Jaya Ambruk


Kayuagung,SentralPos
Sebuah jembatan besi panjang sekitar 200 meter dengan lebar sekitar 1,5 meter dan bertiang penyangga besi yang menghubungkan antara Desa Pedamaran 2 – Desa Cinta Jaya Kecamatan Pedamaran Kabupaten OKI, Rabu (17/3) sekitar pukul 12.00 ambruk. Belum diketahui penyebabnya, namun diduga ambruknya jembatan tersebut karena tidak kokohnya kontruksi
jembatan sehingga saat diterpa arus deras jembatan tersebut bergerak
dan ambruk.
Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, namun sejumlah warga setempat merasa khawatir karena ditakutkan rumah warga di pangkal dan penghujung jembatan tersebut juga ikut ambruk akibat jembatan yang roboh tersebut bergerak. Takut akan menimpa rumah warga sekitar, secara inisiatif warga melepaskan sambungan jembatan yang ambruk
tersebut.
Pantauan di lokasi, jembatan tersebut terlihat berkarat, terutama besi penyangga jembatan yang terbuat dari besi berukuran besar, warga juga secara beramai-ramai menggunakan linggis, dan besi besar melepaskan sambungan pangkal jembatan, tak hanya itu tengah jembatan yang ambruk tersebut jika dilihat dari samping hanya terlihat besi
lantainya saja, sementara tiang penyangga jembatan yang juga terbuat dari besi sudah ambruk ke dalam air.
“Jembatan ini dibuat sekitar tahun 2004 lalu pak dengan lantai papan, dan tahun 2007 direhab menjadi besi seperti sekarang ini, seharusnya jembatan ini masih berdiri kokoh, tetapi sekarang bisa dilihat sendiri kondisinya,” kata salah satu warga setempat bernama Ibnu (48) di lokasi jembatan roboh tersebut.
Menurutnya, akibat ambruknya jembatan tersebut, aktivitas warga Desa Cinta Jaya menjadi lumpuh total karena jembatan tersebut merupakan urat nadi bagi masyarakat Cinta Jaya.
“Kalau roboh terpaksa warga Cinta Jaya untuk menyebrang dengan perahu,” katanya.
Sama juga dikatakan Murjani (46), warga setempat. Dia mengaku ambruknya jembatan tersebut membuat sejumlah warga menjadi bingung baik warga Desa Pedamaran 2 maupun warga Desa Cinta Jaya.
“Sama-sama bingung pak, warga Cinta Jaya susah untuk menyebrang ke kota, kami susah untuk menuju sawah kami. Ya terpaksa menggunakan perahu,” katanya.
Dia mengaku kagek saat ambruknya jembatan tersebut karena ambruknya jembatan tersebut mengeluarkan suara yang begitu keras. “Suaranya keras pak, kami kira jembatan ditabrak tongkang dak tahunya roboh,” katanya.
Warga sekitar berharap kiranya pemerintah Kabupaten OKI dapat segera mungkin memperbaiki jembatan tersebut karena jembatan tersebut menjadi satu-satunya jalan alternative yang menghubungkan antara kedua warga.
“Tolong pak segera diperbaiki karena jembatan itu sangat kami harapkan,” kata Ibnu dan Sardiman (34) warga setempat. (wan)




Contreng, Coblos dan Silang Sah

* Rekapitulasi Suara Dikirim Via SMS
Palembang, SentralPos
Perubahan mekanisme pemungutan suara dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 2009 tanggal 9 April nanti, dari mencoblos ke mencontreng masih menimbulkan kebingungan di masyarakat. Padahal pelaksanaan Pemilu sendiri kian dekat.
Mensiasati hal itu, Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengeluarkan aturan No 3 tahun 2009 tentang Pedoman Teknis Pelaksanaan Pemungutan Suara di TPS dalam Pemilu DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota.
Dalam aturan itu menurut anggota KPU Sumsel, Ong Berlian tidak hanya mencontreng saja yang dianggap sah. "Mencoblos, memberikan tanda silang, garis datar, garis miring atau melakukan contreng sebanyak dua kali maka suaranya pun dianggap sah. Ini diatur dalam Aturan KPU No 3 tahun 2009 pada angka 4 huruf a dan b," terang Ong, Rabu (18/3) dalam Seminar Peningkatan Kapasitas Lembaga Komunikasi Sosial Dalam Rangka Voter Information di Hotel Sahid Imara Palembang. 
Menurut dia, memang awalnya hanya tanda contreng saja yang harus berikan pemilih baik pada Parpol maupun calon anggota legislatif (Caleg) yang dipilihnya jika ingin suaranya dianggap sah. Tetapi sambungnya, KPU Pusat kemudian mengeluarkan aturan baru yang memperbolehkan tanda silang, coblos, garis datar atau garis miring dilakukan pemilih dalam kertas suara. 
Jika itu dilakukan bebernya, suaranya tetap dianggap sah. Bagaimana jika tanda contreng diberikan lebih satu kali ?, ditegaskan Ong hal itu tetap sah. "Boleh saja, pemilih misalkan mencontreng nomor urut Parpolnya, No urut caleg atau nama calegnya sekaligus dan tetap dianggap sah tetapi tetap dalam satu nama bukan dua nama," imbuhnya.
Tetapi Ong menyarankan, masyarakat tetap menggunakan tanda contreng saja. Sebab hal itu, sudah tersebar luas sedangkan aturan baru dari KPU yang memperbolehkan tanda silang, garis datar atau garis miring serta coblos belum tersebar luas sehingga bisa saja ada anggota KPPS yang belum mengetahui aturan itu. 
Dalam pemungutan suara nanti lanjutnya, masyarakat akan mendapatkan empat kertas suara dengan ukuran 54 Cm X 48 Cm. Dimana, masing-masing kertas suara itu diberi tanda list khusus. Misalkan, untuk list warna kuning adalah kertas suara bagi DPR, merah untuk DPD, biru untuk DPRD Provinsi dan hijau untuk DPRD Kota/Kabupaten. 
"Secara ukuran memang besar, karena itu saya sarankan kepada masyarakat sebelum memilih sudah terlebih dahulu tahu partai mana dan siapa calegnya yang akan dipilih. Sehingga ketika dalam bilik suara, tidak lagi kebingungan," tandasnya. 
Rekapitulasi Suara Via SMS
Untuk perhitungan suara kata Ong, tetap menggunakan perhitungan manual yakni rekapitulasi suara dari KPPS dikirim ke PPS kemudian ke PPK dan baru ke KPU Kabupaten/Kota. Lalu, KPU Kabupaten/Kota melakukan rekapitulasi yang hasilnya diserahkan ke KPU Provinsi. 
Tetapi untuk mengcegah terjadinya 'kongkalingkong' dalam perhitungan suara, maka KPU menerapkan aturan setiap KPPS diwajibkan memberikan hasil rekapitulasi perhitungan suaranya via layanan pesan singkat atau SMS ke KPU. "Nantinya setiap KPPS, akan diberikan pulsa untuk mengirimkan hasil rekapitulasi suara ke KPU via SMS. Nantinya, SMS itu bisa langsung diakses oleh KPU Pusat sehingga hasil suara via SMS ini akan dicocokkan dengan hasil rekapitulasi suara yang dikirim secara manual," tandasnya. (W.03)

Kerahkan 2/3 kekuatan Amankan Pemilu


Palembang, SentralPos
Kepolisian Daerah (Polda) Sumsel tidak mau ambil resiko, terjadinya gangguan keamanan dalam pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) 2009. Untuk mengamankan pelaksanaan Pemilu, Polda mengerahkan dua pertiga kekuatannya. 
Hal itu disampaikan oleh Kabid Humas Polda Sumsel, Kombes Pol Drs Abdul Gafur di Pemprov Sumsel, Selasa (17/3). Menurut dia, dalam melakukan pengamanan pola yang diterapkan Polda adalah 2-5-10. 
"Maksudnya, di setiap TPS akan dijaga 2 polisi, ditambah 10 personil linmas," jelasnya. 
Semua personil itu jelasnya, akan disiagakan sejak pelaksanaan kampanye sampai dengan perhitungan suara. Hal itu tegasnya dimaksudkan, untuk menjaga kondusifnya pelaksanaan pesta demokrasi tersebut.  
Diakuinya suhu politik di Sumsel sendiri tergolong aman dan kondusif, walaupun demikian pihaknya tetap melakukan pengamaman yang ketat khusunya di daerah perairan yang sulit dijangkau. "Dalam pengawasan setiap pelanggaran, polisi terlebih dahulu akan melihat jenis pelanggaran yang dilakukan peserta Pemilu apakah tergolong administratif atau kriminal,"tukasnya. 
Selain itu, pihaknya juga akan berkoordinasi dengan Panwaslu guna dalam pengamanan pemilu nanti. "Jika nanti ditemukan perusakan kotak suara atau menghalang-halangi orang datang ke TPS maka hal itu termasuk kriminal, hingga sudah menjadi kewenangan polisi untuk bertindak. Namun, jika pelanggaran yang dilakukan secara administratif, maka kasus tersebut akan diserahkan ke KPU dan Panwaslu,"tegasnya. (W.05)  


Pers Pendorong Pembangunan


Martapura, SentralPos
Pers bagi Bupati Ogan Komering Ulu Timur (OKUT) tidak hanya sebagai pengawal pembangunan tetapi juga pendorong pembangunan. Sebab kata bupati termuda di Sumsel ini, tanpa pers kemajuan pembangunan tidak bisa diketahui oleh masyarakat banyak. 
Hal itu, disampaikan Herman Deru dalam Peringatan Hari Pers Nasional (HPN) ke 25 dan Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) ke 63 tingkat Sumsel yang dipusatkan di Martapura OKUT, 16 Maret. 
"Pers mempunyai peran penting dalam pembangunan, tidak hanya sekedar mengawal tetapi juga pendorong. Tanpa pers, apa yang dilakukan pemerintah dalam pembangunan tidak diketahui masyarakat banyak," terang Herman Deru kepada ratusan wartawan di Graha Tani Martapura dalam malam OKUT Ekpose. 
Walaupun begitu kata Deru, tak jarang pers sering membuat 'deg-deg'an pemerintah dalam pemberitaanya. Bagaimana tidak, seringkali kritiknya judul yang ditulis dalam pemberitaan sering menyudutkan pemerintah padahal isinya tidak begitu. 
Dicontohkannya, ketika Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten OKUT mengekpose jumlah desa yang sudah teraliri listrik di OKU mencapai 70-80 persen atau dengan kata lain hanya ada 20 persen desa di OKUT yang belum teraliri listrik. 
"Esoknya, diberitakan salah satu surat kabar lokal dengan judul Desa di OKUT Belum Dialiri Listrik. Mungkin wartawannya lupa tulis 20 persen saja, tetapi dampaknya bikin kita berdebar-debar," curhatnya. 
Sebab itu ia berharap, dalam pemberitaan wartawan menulis berita dengan imbang. Sebelum menulis himbaunya, wartawan dalam melakukan check and balence. 
Sementara itu Wakil Gubernur (Wagub) Sumsel, Eddy Yusuf yang hadir berharap yang sama dengan pers. Artinya, pers dalam pemberitaanya tidak hanya membuat berita-berita yang miring saja tentang pemerintahan dan pembangunan tetapi berita yang positif. 
"Kita berharap ada pemberitaan yang berimbang tentang pemerintahan dan pembangunan, sehingga bisa mendorong pembangunan di daerah," harap mantan Bupati OKU ini. 
Saat ini lanjutnya, kinerja wartawan ada plus dan minusnya dalam memberikan informasi updete kepada masyarakat. Hal itu disebabkan berbagai hal, seperti letak geografis, manajemen pengelolaan surat kabar dan profesionalitas wartawannya sendiri. 
Sebab itu ia berharap, pemerintah dapat menjalin kerjasama yang baik dengan pers sehingga informasi pembangunan bisa disebarluaskan. Tidak hanya itu, wartawan pun dimintainya lebih profesional dalam menulis pemberitaan dengan lebih mengutaman check and balence sebelum berita diterbitkan. 
Peringatan HPN ke 25 dan HUT PWI ke 62 di OKUT sendiri, diisi dengan berbagai kegiatan yang dilakukan sejak tanggal 14 Maret-16 Maret antara lain, jalan santai bersama masyarakat di Belitang, pertandingan sepakbola antara Pemkab OKUT dengan wartawan di lapangan sepakbola Gumawang Kecamatan Belitang dengan skor akhir 5-0 untuk kemenangan PS Pemkab OKUT yang diperkuat Wabup OKUT, Cholid Mawardi. 
Selain itu Bupati OKUT, juga melakukan paparan kemajuan pembangunan di hadapan ratusan wartawan, unsur muspida, tokoh masyarakat di Graha Tani Martapura. Pada Senin, (16/3) dilakukan peringatan HPN dan HUT PWI serta seminar dengan pembicara Wagub Sumsel, Bupati OKUT, Kapolres OKUT, Ketua DPRD OKUT, tokoh pers Sumsel Ismail Djalili dan Wakil Ketua PWI Pusat. (W.05)




Kampanye Terbuka Hari Pertama Sepi


Palembang, SentralPos
Pelaksanaan Pemilu 2009, kini memasuki tahapan kampanye. Selasa (17/3), merupakan kampanye pertama terbuka yang dilakukan partai politik (Parpol) peserta pemilu di seluruh Indonesia. Di Sumsel, kesempatan pertama untuk melakukan kampanye diterima oleh Partai Bulan Bintang (PBB) dan Partai Pemuda Indonesia (PPI). 
PPI memilih kampanye dengan melakukan konvoi kendaraan keliling kota, tetapi itu langsung dihentikan oleh polisi dan Komisi Pemilihan Umum (KPU) karena dilarang. Sementara PBB, memilih kampanye terbuka di Stadion Kamboja Palembang. 
Tetapi kampanye yang dilakukan partai berlambang bulan sabit dan bintang ini, tidak diminati masyarakat. Pantauan SentralPos, walaupun kampanye PBB ini dihadiri oleh Ketua Umum DPP PBB yang juga Menteri Kehutanan (Menhut), MS Kaban ternyata tidak menjadi daya tarik bagi masyarakat untuk menghadirinya. 
Hitungan SentralPos, jumlah massa yang menghadiri kampanye PBB ini jumlahnya kurang lebih 50 orang. Tetapi dibalik kampanye ini, ada kejadian menarik yakni pingsannya salah satu kader PBB saat mengikuti kampanye. Kader PBB yang tiba-tiba pingsan itu diketahui bernama Ali Sadat dari Banyuasin. 
walaupun kampanye partainya di Sumsel sepi, Ketua DPP PBB, MS Kaban tetap bersemangat melakukan orasi. Dalam orasinya, MS Kaban mengatakan PBB siap menjalin koalisi dengan partai manapun tidak terkecuali dengan partai yang ideologinya bukan Islam. 
"Kita siap berkoalisi dengan partai manapun, asalkan sejalan dengan visi dan misi PBB. Saat ini, kita sudah melakukan komunikasi politik dengan beberapa partai," jelasnya. 
Bagaimana dengan calon presiden (Capres), PBB sendiri jelasnya berdasarkan hasil Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) menyepakati mencalokan Yusril Ihza Mahendra sebagai Capres. Tetapi itu tegasnya, tergantung dengan perolehan suara PBB dalam pemilu nanti. 
Sepinya minat masyarakat untuk mengikuti kampanye, juga terjadi di Pagaralam. Tidak ada kegiatan seperti Pemilu 2004 lalu, seperti pengobatan gratis, khitanan massal, pasar murah dan kegiatan lainnya. 
Calon anggota legislatif (Caleg), lebih memilih melakukan kampanye dengan melakukan pendekatan dor to dor ke masyakarat. Sejumlah prapol, pantauan SentralPos melakukan sosialisasi dengan membagi-bagikan kartu nama caleg serta memasang atribut partai mereka di sepanjang jalan yang ada di Pagaralam. 
Salah seorang Caleg Pakarpangan, Ujang Syahrul Khairi yang ditemui SentralPos mengaku partainya lebih memilih mendekatkan diri dengan masyarakat dibandingkan melakukan kampanye dengan melakukan pengarahan massa atau kampanye terbuka. 
"Ini metode yang kami gunakan, entah kalau partai lain. Bagi kami, kalau bisa melakukan kampanye dengan cara dor to dor kenapa harus kampanye dengan melakukan kampanye terbuka," ungkapnya. 
Hal senada dikatakan Caleg dari PKPB, Hj Herla Dewi. Kata dia, kampanye tidak berarti harus hura-hura tetapi bisa dilakukan dengan pendekatan langsung kepada masyarakat. 
“Kita lihat dari sisi negative dan Positifnya saja, kalau kita melakukan pengerahan massa dikhawatirkan akan dapat mengganggu kegitan masyarakat lain. Sebab kita sudah sepakat Pemilu Legeslatif di Kota Pagaralam berjalan dengan damai,”ungkap Dewi. 
Ketua Panwaslu Kota Pagaralam Ediansyah Hasan SH mengatakan, Panwaslu akan meningkatkan pengawasan dengan melibatkan seluruh Panwascam yang ada di berbagai kecamatan untuk memantau semua pelanggaran yang di lakukan caleg dan parpol. 
“Memasuki tahapan kampanye kita perlu meningkatkan pengawasan khususnya di daerah yang jauh dari pusat kota. Biasanya daerah yang terpencil cukup rawan intimidasi dan aksi mony politik dan ini menjadi perhatian serius dari Panwaslu,” imbuhnya. (W.03/asn)