Minggu, Januari 25, 2009

TSK 'Visit Musi' Tertangkap Juga


Palembang, SentralPos
Masih ingat dengan kasus pembunuhan terhadap Azhar Gunawan (19), warga Jalan Faqih Usman Kertapati saat launching Visi Musi, 6 Januari 2008 di Plaza Benteng Kuto Besak (BKB) lalu ?
Kini, Rabu (21/1) sekitar pukul 18.30 WIB satu lagi pelaku pembunuhan iu berhasil ditangkap oleh Poltabes Palembang. Deni Afriza (17) warga Jalan KH Azhari Lr Kapitan Kelurahan 7 Ulu Palembang, salah satu dari pelaku pengeroyokan terhadap korban itu berhasil dibekuk saat asyik bermain bola dengan teman satu kampungnya di Kelurahan 8 Ulu.  
Kepada petugas, Deni tak mengelak terlibat dalam pengeroyokan terhadap Azhar hingga menyebabkan korbannya meninggal dunia. 
Menurut dia, peristiwa itu berawal saat ia bersama teman-temannya menikmati hiburan di Plaza BKB dalam acara launcing visit musi. 
"Ketika hendak pulang, kami bertemu dengan dia (korban). Kawan aku minta duit Rp 5000 dengan dia untuk beli minuman keras (miras). Tetapi dak dikasih, kami marah lalu mengeroyoknya," tutur Deni.
Karena perlawanan tidak seimbang, korban pun menjadi bulan-bulanan tersangka bersama teman-temannya. Bahkan salah satu teman tersangka, langsung menusukkan senjata tajam miliknya ke korban sebanyak tiga kali. 
Akibatnya, korban pun bersimbah darah. "Aku dewek, cuma sekali nujah dia pak. Ada jugo, kawan aku yang nujah dia," jelas dia. 
Melihat korbannya bermandikan darah, tersangka bersama teman-temannya pun langsung lari menyelamatkan diri takut diamuk massa. 
 "Aku dak tau, dia meninggal. Aku tau dia meninggal besoknya setelah baca koran. Sedangkan dimana kawan-kawan aku yang lain, aku dak tau. Karena setelah kasus itu, kami bersembunyi dak saling mengetahui. AKu juga dak nyangko, kalo polisi masih cari aku sehingga aku santai bae ikut main bola dengan kawan di kampung," tandasnya. (W.19)
 

Tiga Hari Disekap, Dipaksa 'Melayani'

Palembang, SentralPos
Sudah jatuh, tertimpa tangga. Mungkin pepatah ini tepat dialamatkan kepad Amb (14)
warga Jalan Kapten Cek Syeh Lr Proses Kelurahan 24 Ilir dan Ml (14) warga Jalan Sungai Aur Rt 7 Kelurahan 8 Ulu untuk menggambarkan nasib mereka.
Bagaimana tidak, perjuangan yang dijalani kedua pejara ini untuk bertahan di bangku sekolah begitu sulitnya. Untuk tetap sekolah, keduanya harus rela menghabiskan waktu istirahatnya usai pulang sekolah dengan berdagang pempek.
Tetapi, Selasa (20/1) harus mendapatkan perlakukan memalukan dari Burhanudin (25), warga Plaju Darat. Saat kedua pelajar itu, menawarkan dagangannya di plaza Benteng Kuto Besak (BKB) mereka didatangi oleh Burhanudin yang berpura-pura ingin membeli pempek kedua bocah malang ini. 
Ternyata itu hanya tipu muslihat Burhanudin saja, dibalik dibalik itu ada nafsu syetan yang bergelora di dada pria yang diduga mengalami kelainan seksual ini. 
Tentu saja, adanya pelanggan yang datang disambut gembira kedua korban. Dengan muka berseri-seri keduanya pun menghampiri Burhanudin, tetapi bukan menikmati lezatnya pempek yang dibawa kedua korban justru Burhanudin menawarkan mereka untuk bekerja dengannya. 
Dengan iming-iming penghasilan lebih besar, dibandingkan penghasilan yang diperoleh dari berdagang pempek tentu saja kedua korban pun mengiyakan ajakan pria bejat tersebut. 
Kedua korban diajak oleh Burhanudin untuk mengikutinya ke Terminal Alang-alang Lebar KM 12. Sesampai di sana, tepatnya di ditengah rindangnya pepohonan kelapa sawit kedua bocah malang ini dipaksa melayani kelainan seks yang diidap Burhanuddin. 
"Kami awalnya dak galak, tetapi dia ngancam dan memukuli kami dengan tali pinggang. Dia juga mencekik leher dan memukuli badan dan tangan aku," tutur Amb kepada polisi.  
Akibat penganiayaan itu, Amb sendiri mengalami luka memar di sekujur badannya. Setelah mendapatkan pelayanan dari kedua korban, Burhanudin belum merasa puas. Justru kedua korbannya itu dipaksa diajak menginap di Penginapan Malaka. 
Disana mereka di sekap selama tiga hari, dan diwajibkan untuk melayani nafsu menyimpangnya. "Baru setelah itu, kami disuruhnya pulang. Aku lalu menceritakan ini ke orang tua barulah kami melapor ke Poltabes," imbuh korban. (W.19)  
 

Penangkapan 300 Kayu Ileggal Oknum Wartawan Ngaku Hanya Pengawal

Muba, SentralPos

 Kasus penangkapan 300 otong kayu bulat jenis rengas di Perairan Sungai Patas Desa Muara Punjung Kecamatan Babat Toman oleh Polsek Babat Toman, Sabtu (17/1) lalu kembali berlanjut. 
 Jika sebelumnya Kapolsek Babat Toman, AKP Arkamil menerangkan pemilik kayu yang diduga ileggal itu adalah milik oknum wartawan terbitan Sekayu dan Palembang. 
 Kini, Kamis (22/1) wartawan yang dimaksud mengaku kepada Kapolsek kayu itu bukan miliknya melainkan milik oknum PNS di Dinas PU Cipta Karya Kabupaten Muba, EF. 
 Sedangkan wartawan tersebut, bertugas hanya mengawal kayu tersebut. 
 “Kayu itu bukan milik kami, tapi kami hanya ditugaskan untuk mengawal saja. 300 potong kayu bulat itu adalah milik EF yang akan dibawa ke Saumil milik ibu Ayat yang berada di Pangkalan Balai, kabupaten Banyuasin,” kata Toto, salah satu wartawan yang ditulis sebelumnya sebagai pemilik kayu tersebut. 
 Menurut Toto, kayu itu milik EF. Ia sendiri sudah beberapa kali mengawal kayu tersebut. "Tanggal 9 Januari lalu, aku ngawal kayu EF sebanyak 600 potong dari sungai naik ke Desa Lebung Danau Cala Kecamatan Lais," jelasnya. 
 Kayu-kayu itu sambungnya, kemudian dibawa ke salah sawmil milik ibu Ayat di Pangkala Balai Banyuasin tanpa hambatan. Selain itu beber dia, bukan hanya ia yang membawa kayu-kayu tersebut tetapi juga kelompok lain yang membawa kayu tersebut.  
 “Jangan hanya kayu yang kami kawal saja, yang diberitakan. Sebab di kawasan Sungai Punjung itu ada dua kelompok lagi yang sering menarik ribuan potong kayu. Satu unit berada dikawasan Sungai Tusan Pendek, dan satu kelompok lagi di kawasan Sungai Punjung Ulu. Semua itu kayu illegal,” kata Toto yang mengaku tidak tau siapa pemiliknya.
 Ditambahkan Toto, selain dirinya masih banyak oknum-oknum lain yang ikut bermain. Menurutnya salah satu oknum yang bermain itu adalah Dinas Kehutanan. 
 “Banyaknya oknum yang ikut bermain dalam kayu itu, terbukti dengan tidak penah ditangkapnya kayu-kayu yang ada di Sungai punjung. Padahal, kayu disana ada ribuan potong,” kata toto.
 Kapolsek Babat Toman AKP Arkamil kepada SentralPos mengatakan, dalam keterangannya beberapa waktu lalu terdapat kekeliruan. 
 Menurutnya, oknum yang mengaku sebagai pemilik kayu itu adalah Hermanto, salah seorang oknum Wartawan, dan seorang rekannya.
 “Memang saat itu, datang Hermanto, Oknum Wartawan dengan seorang rekannya yang mengaku sebagai pemilik kayu tersebut. Tapi saya tidak tahu siapa nama rekan Hermanto itu. karena yang melakukan pemeriksaan itu adalah anggota saya,” kata Arkamil. (kur)

Keok Dipelor Walau Punya Jimat

Palembang, SentralPos
Anda percaya dengan ilmu mistik atau ajian-ajian tertentu, yang biasanya bertuliskan huruf arab dan dirajah dengan ramuan-ramuan tertentu kemudian menjadi pegangan karena dianggap mampu melindungi dari tusukan senjata tajam maupun senjata api alias kebal ?
 Kalau percaya, jangan bangga dulu. Belum tentu selamanya jimat itu mampu melindungi anda. Buktinya, Sawal (40) warga Jalan A Yani Lr H Umar Rt 20 Rw 07 No 220 Kelurahan 9-10 Ulu ini tetap saja keok diterjang timah panas yang dilepaskan anggota Resmob Poltabes Palembang, Kamis (22/1).  
Pria yang buron selama 6 bulan karena terlibat kasus pembunuhan terhadap warga Jalan A Yani Lr Sabar Kelurahan 1 Ulu saat pegelaran orgen tunggal di kampungnya, Juli 2008 silam sekitar pukul 23.00 WIB ini, dibekuk di sekitar pukul 07.00 WIB di rumah istri mudanya di Desa Lebung Kecamatan Pangkalan Balai Kabupaten Banyuasin. 
Bapak tiga orang anak ini, terpaksa dihadiai timah panas oleh petugas karena saat hendak ditangka mencoba melarikan diri dengan cara meloncat dari jendela rumahnya. Tak mau buruannya kabur, senjata api pun berbicara akibatnya, dua kaki Sawal berhasil ditembus timah panas walaupun memiliki banyak jimat. 
Persembunyian Sawal berhasil diketahui petugas, setelah mendapatkan laporan masyarakat. Informasi yang diperoleh itu, tidak disia-siakan. Tim Resmob Poltabes, langsung mengirimkan anggotanya dibawah pimpinan Bripka Arbani. 
Informasi itu ternyata benar adanya, sehingga perjalanan jauh itu tidak sia-sia. 
Dihadapan petugas, Sawal tidak mengelak telah membunuh korbannya saat digelarnya orgen tunggal tak jauh dari rumahnya pada Juli 2008 lalu. 
Tetapi imbuhnya, ia khilaf melakukan itu walaupun kenyataanya ia sudah tiga kali menjadi malaikat mau yang mencabut nyawa korban-korbannya. 
“Saya khilaf pak, tidak mungkin saya bercita-cita sebagai pembunuh,” jelasnya kepada wartawan. 
Disambungnya, saat kejadian sebenarnya polisi telah berhasil mengepung rumahnya. Karena jimat yang melingkar dipinggangnya berisikan mantera penghilang jejak, ia berhasil meloloskan diri dari sergapan polisi. 
Malangnya kata dia, saat penangkapan ia lupa membawa jimat itu. Sehingga berhasil dibekuk polisi.  
“Saya mencoba untuk melarikan diri dari kejaran petugas, namun saya tertangkap setelah petugas mengepung rumah saya. Saya sudah melakukan pembunuhan ini sedikitnya tiga kali, tahun 1989 tepatnya di Jalan Ahmad Yani Lorong Masjid pukul 17.00 WIB korbannya Yusron dan saya menjalani hukuman di Lapas Pakjo selama Enam tahun penjara," ungkapnya. 
Lalu tahun 1998, di Jalan Ahmad Yani Lorong Karet pukul 20.00 WIB giliran Arisun menjadi korbannya dan kompensasinya ia menjalani hukuman di Lapas Pakjo selama 9 tahun penjara, terakhir bulan Juli 2008 Silam. 
Ditegaskannya, ia terpaksa menghabisi nyawa korban yang tak dikenalnya itu karena dalam keadaan mabuk. Saat itu, ia melihat sepupunya, Roni Rambu berkelahi di atas panggung. 
"Aku pun naik ke atas panggung, dia (korban) sempat ngilani raih aku dan memukul aku beberapa kali. Karena itu, waktu dapat pisau cap garpu langsung aku tujah di bagian dadanya," tandasnya. 
Kapoltabes Palembang, Kombes Pol Drs Luki Hermawan MSi didampingi Kasat Reskrim Poltabes Palembang, Kompol Kristovo Ariyanto SH SIk membenarkan adanya penangkapan terhadap tersangka. 
“Kami telah dua hari dua malam, mengintai tersangka. Saat hendak dibekuk ia mencoba kabur dengan cara meloncat dari jendela rumahnnya yang kebetulan dibawahnya ada sungai. Melihat itu, kami langsung mengepung tersangka dan berhasil membekuknya," imbuhnya. (W.19) 

Kasus TAA Kembali Berlanjut


* Kepala Bintek PU BM Dipanggil KPK
Palembang, SentralPos

 Kasus suap dalam pembangunan Pelabuhan Tanjung Api-api (TAA) kembali berlanjut, tim Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dipimpin Kompol Roni Santana kembali turun ke Palembang. 
 Kali ini, yang dibidik adalah Dinas PU Bina Marga (BM) Sumsel. Kamis (22/1) sekitar pukul 13.00 WIB tim KPK meminta keterangan 4 saksi diantaranya Kepala Bintek PU BM Sumsel, Yusuf Usman yang didampingi Konsulta KSO, Junaidi. 
 Ditemui usai pemeriksaan, Kepala Bintek PU BM Sumsel, Yusuf Usman menerangkan ia memenuhi panggilan KPK untuk dimintai keterangan terkait dengan data-data yang dibutuhkan tim KPK. 
 “Ini bukan pemeriksaan, saya hanya diminta keterangan mengenai data saja, sebab saya tidak terlibat langsung ke lapangan,” terangnya.
 Ditambahkannya, tim KPK hanya menanyakan seputar data-data penting yang berhubungan dengan pembangunan jalan TAA. 
 “Cuma data saja, mengenai lainnya tidak ada,” elaknya.
 Sementara konsulta KSO, Junaidi enggan dimintai keterangannya oleh wartawan. Ia langsung meninggalkan ruang Tipikor Polda Sumsel menuju kendaraanya usai diperiksa oleh KPK.  
 Sedangkan Ketua Tim Penyidik KPK, Kompol Roni Santana kepada wartawan juga enggan memberikan keterangan. "Nanti saja yah, " katanya.  
 Seperti diberitakan sebelumnya, tim KPK telah melakukan pemeriksaan terhadap puluhan saksi baik dari Dinas PU BM Sumsel maupun PT Chandratex Indho Artha dalam pembangunan jalan menuju Pelabuhan TAA. 
 Informasi yang didapatkan SentralPos, dari beberapa tersangka yang sudah ditetapkan dalam kasus suap pada pembebasan lahan hutan mangrove di Perairan Telang untuk pembangunan pelabuhan TAA. Nampaknya KPK, membidik beberapa tersangka kembali terutama dalam kaitan pembangunan jalan menuju Pelabuhan TAA. 
 Adapun beberapa saksi yang telah diperiksa sebelumnya, antara lain Ketua Panitia Proyek Pembangunan jalan menuju Pelabuhan, Pejabat Pembuat Komitmen dan pihak-pihak lain. (CW3)

Sriwijaya FC Umumkan Pemenang Sayembara Logo Februari


Palembang, SentralPos
Sriwijaya FC Palembang akan mengumumkan pemenang sayembara desain logo klub sepakbola itu awal Februari mendatang.
Direktur Teknik dan SDM PT Sriwijaya Optimis Mandiri (PT SOM) H Hendri Zainuddin di Palembang Minggu mengatakan, sayembara logo yang dibuka sejak bulan lalu itu, pemenangnya akan segera diumumkan karena tim penilai sudah siap.
Sayembara logo digelar terkait keinginan klub itu mengganti logo menyusul dikelolanya klub itu oleh PT SOM. 
Dengan logo baru diharapkan Sriwijaya FC semakin profesional dan semakin dicintai masyarakat.
Menurut Hendri, Sriwijaya FC merupakan klub sepak bola pertama di Indonesia yang berhasil meraih dua gelar juara sekaligus dan pada tahun yang sama sehingga perlu terus ditingkatkan baik namanya maupun prestasinya. 
Hasil dari sayembara itu nanti akan diumumkan sekaligus dijadikan lambang resmi klub milik masyarakat Sumatera Selatan itu.
(ant)

Pasien Jamkesmas Diperas Oknum Dokter RSMH


Palembang, SentralPos

 Hari pertama pelaksanaan program berobat gratis atau program Jaminan Sosial Kesehatan Sumsel Semesta (Jamsoskesta) di Palembang, Kamis (22/1) khususnya di Rumah Sakit Mohammad Hoesain (RSMH) diwarnai insiden memalukan. 
 Program mulia yang dicetuskan Gubernur Sumsel, Alex Noerdin ini tercoreng oleh ulah oknum salah satu dokter di RSMH. dr Yg diduga memeras salah satu pasiennya yang terkapar di ruang bedah blok E akibat tulang pinggangnya patah akibat terjatuh ketika bekerja di salah satu pelabuhan di Palembang.
 Informasi yang didapatkan SentralPos, berawal saat Sofyan (33) warga Jalan Sultan Agung Lr Batu Ampar No 33 Kelurahan 1 Ilir Palembang harus dirawat di RSMH. 
 Karena tidak mampu, Sofyan pun mendapatkan perawatan dengan fasilitas Jaminan Sosial Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas). Sialnya, untuk memulihkan kondisinya seperti sedia kala dibutuhkan implan ortopedi (pen untuk patah tulang) yang harganya mencapai Rp 20 juta. 
 Sebagai pasien pemegang kartu Jamkesmas, seharusnya Sofyan dibebaskan semua biaya pengobatannya termasuk biaya untuk membeli implan ortopedi tersebut. 
 Tetapi, dr Yg kepada istri korban saat itu memaksa korban membeli sendiri implan ortopedi tersebut. Karena tidak sanggup, istri korban pun menolaknya. Merasa di paksa membeli alat itu, korban pun melaporkan dr Yg ke Direksi RSMH. 
 Sofyan kepada SentralPos mengatakan ia mengalami patah tulang pada tanggal 16 November 2008 lalu. Saat itu terangnya, ia terjatuh ketika sedang bekerja yang mengakibatkan urat punggungnya.
 Awalnya beber dia, untuk menyembuhkan lukanya itu ia memanfaatkan pengobatan tradisional. Tetapi kondisinya semakin parah sehingga pada 14 Januari sekitar pukul 08.00 WIB keluarganya memutuskan untuk membawa korban ke RSMH.  
 "Aku langsung ditempatkan di ruang bedah blok E, dan ditangani oleh dr Andra dan dr Yg. Pada selasa (19/1) sekitar pukul 12.30 WIB dr Yg memeriksa saya dan menyarankan menggunakan implan ortopedi tetapi harus membeli sendiri," terang Sofyan. 
 Karena harganya antara Rp 10-Rp 20 juta, tentu saja Sofyan tidak sanggup memenuhi permintaan itu. Tetapi bukan balas kasihan yang diterimanya melainkan dr Yg menyarankan korban pulang saja ke rumah jika tidak sanggup membeli pen tersebut. 
 Keesokan harinya, dr Yg sambung korban kembali mendatanginya. Untuk kedua kalinya, dr Yg menyarankan korban pulang ke rumah jika tidak sanggup membeli sendiri pen itu. Merasa ditekan, istri korban mencari informasi prosedur pengobatan pasien Jamkesmas. 
 Dari salah satu dokter di RSMH yakni dr Bayu, istri korban mendapat keterangan bahwa pengobatan suaminya itu tidak dipungut biaya sedikitpun. 
 “Memang dio idak makso, tapi aku kesel dengen dio, cak lemak bae dio ngomomg nyuruh aku beli dewek Pen itu, terus dio nyuruh aku balek bae, sebab dak katek yang galak ngurusi operasi nyo kalu aku, dak beli pen itu," kata Sofyan kesal. 
 Terpisah, Dirut RSMH Palembang melalui Ketua Medikal Medik RSMH, dr Anang Tribowo SPM ketika dikonfirmasi sekitar pukul 13.30 WIB oleh wartawan mengenai dugaan pemerasan itu mengaku belum tahu persis persoalannya. 
 “Tadi kita sudah mempertemukan keluarga korban yang didampingi oleh ketua RT tempat korban tinggal, dengan dr Yg dan Kepala Bidang Medis, serta Kepala Pelayanan RSMH. 
dr Yg membantah kalau sudah menekan korban," terang dr Anang. 
 Tetapi ia berjanji, kasus itu akan diselidiki. Jika terbukti, maka dr Yg akan mendapakan sanksi tegas dari RSMH.  

 “Untuk mengklarifikasi, kita akan menanyakan langsung kepada pelaku, tetapi tetap kita memakai azas praduga tak bersalah, terus terang saja saya juga sangat terkejut mendengar hal tersebut. Sebab setahu saya dia (dr Yg) dikenal baik dan tetap akan kita kenakan skorsing 6 bulan," tegasnya. 
 Sedangkan Gubernur Sumsel, Alex Noerdin ketika dimintai komentarnya usai peresmian RSPKU Muhammadiyah mengatakan wajar saja untuk tahap awal kejadian seperti itu terjadi. 
 "Biasa, jika tahap awal ada hambatan dan kendala. Untuk selanjutnya akan dilakukan evaluasi sehingga tidak ada kejadian seperti itu. Tetapi, Dirut RSMH akan panggil terkait dengan persoalan itu," tegasnya. (CW3/W.05)

Alex Resmikan RS PKU Muhammadiyah Plaju


Palembang, SentralPos
Gubernur Sumsel H Alex Noerdin SH, Kamis (22/1) Kemarin meresmikan pengoperasian Rumah Sakit (RS) Pertolongan Kesejahteraan Umat (PKU) Muhammadaiyah Plaju Ilir Palembang sekaligus bertepatan dengan Milad Muhammadiyah ke 99 tahu. Peresmian tersebut ditandai dengan penandatangan prsasti, pengguntingan pita pintu masuk di pintu Emergency RS serta penainjauan langsung sejumlah ruangan di RS tersebut.
 Acara peresmian ini dihadiri oleh sejumlah pejabat Muhammadiyah mulai dari Pimpinan Wilayah sampai dengan Pimpinan Cabang Muhammadiyah, pejabat pemerintah kota serta sejumlah staf Pemprov Sumsel. 
 Pendirian RS tersebut berawal dari Balai Kesehatan Ibu dan Anak namum, karena banyaknya beroperasi Balai yang sama maka secara bertahap ditingkatkan menjadi RS Muhammadiyah.
 RS yang telah berdiri sejak 38 tahun yang lalu ini, sebelumnya pernah mendapatkan bantua dari Alex Noerdin sebesar Rp 100 juta, dan Walikota Palembang Palembang Rp 50 juta. Dan saat ini RS tersebut sudah dapat melayani semua pelayanan kesehatan dengan 27 dokter umum dan spesialis. 
 Gubernur Sumsel H Alex Noerdin dalam kata sambutannya mengungkapkan, peresmian RS tersebut yang juga bertepatan dengan Milad Muhammadiyah ke 99 sekaligus juga bersamaan dengan dimulainya pelaksanaan program berobat gratis. 
 "Diresmikannya RS PKU Muhammdaiyah ini, tentu menjadi harapan bagi ribuan warga Palembang, Ogan Ilir (OI) dan Banyuasin khususnya yang tinggal di kawasan pinggiran jauh dari pusat pelayanan kesehatan. Hal ini tentu sangat tepat dengan program berobat gratis yang di mulai hari ini,"kata Alex.
 Menurut Alex, Milad Muhammadiyah yang sudah mencapai 99 tahun, tentunya hal yang luar biasa. "Untuk Milad tahun depan, sudah mencapai seratus tahun, bayangkan saja, tidak ada organisasi yang setua dan selama itu mengabdi kepada kesejahteraan umat selama 100 tahun,"pungkasnya.
 Sementara itu, Dewan Penyantun sekaligus Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah Plaju H Lutfi Barsat menilai, dengan keberadaan RS tersebut, seluruh masyarakat yang berdomisili di Plaju, pinggiran kabupaten OI dan Banyuasin akan antusias berobat di RS tersebut. "Untuk itu, kami juga mengharapkan kepada bapak gubernur agar RS ini juga dijadikan rujukan untuk layanan Jamsoskes. Karena dengan itu, masyarakat akan semakin membludak berobat ke RS tersebut,"harapnya.
 Dijelaskan H Lutfi Barsat, pihaknya bermaksud mengembangkan RS ini menjadi luas lagi. Saat ini, luas lahan 30 kali 45 meter dengan bangunan dua lantai dan akan ditingkat menjadi tiga lantai karena pondasinya sudah tiga lantai. 
 "Meski baru diresmikan sekarang, RS tersebut sudah dioperasikan mulai 2 Mei 2008 lalu dengan adanya surat dari Depkes dan Dinas Kesehatan Provinsi Sumsel. Untuk pelayanan kesehatan semuanya sudah bisa dilayani di sini, dengan 27 dokter spesialis dan umum dengan 36 bed untuk kelas III dan tiga ruang untuk kelas II sekitar 22 bed,"pungkasnya. (W.05)