Minggu, Januari 25, 2009
Pasien Jamkesmas Diperas Oknum Dokter RSMH
Palembang, SentralPos
Hari pertama pelaksanaan program berobat gratis atau program Jaminan Sosial Kesehatan Sumsel Semesta (Jamsoskesta) di Palembang, Kamis (22/1) khususnya di Rumah Sakit Mohammad Hoesain (RSMH) diwarnai insiden memalukan.
Program mulia yang dicetuskan Gubernur Sumsel, Alex Noerdin ini tercoreng oleh ulah oknum salah satu dokter di RSMH. dr Yg diduga memeras salah satu pasiennya yang terkapar di ruang bedah blok E akibat tulang pinggangnya patah akibat terjatuh ketika bekerja di salah satu pelabuhan di Palembang.
Informasi yang didapatkan SentralPos, berawal saat Sofyan (33) warga Jalan Sultan Agung Lr Batu Ampar No 33 Kelurahan 1 Ilir Palembang harus dirawat di RSMH.
Karena tidak mampu, Sofyan pun mendapatkan perawatan dengan fasilitas Jaminan Sosial Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas). Sialnya, untuk memulihkan kondisinya seperti sedia kala dibutuhkan implan ortopedi (pen untuk patah tulang) yang harganya mencapai Rp 20 juta.
Sebagai pasien pemegang kartu Jamkesmas, seharusnya Sofyan dibebaskan semua biaya pengobatannya termasuk biaya untuk membeli implan ortopedi tersebut.
Tetapi, dr Yg kepada istri korban saat itu memaksa korban membeli sendiri implan ortopedi tersebut. Karena tidak sanggup, istri korban pun menolaknya. Merasa di paksa membeli alat itu, korban pun melaporkan dr Yg ke Direksi RSMH.
Sofyan kepada SentralPos mengatakan ia mengalami patah tulang pada tanggal 16 November 2008 lalu. Saat itu terangnya, ia terjatuh ketika sedang bekerja yang mengakibatkan urat punggungnya.
Awalnya beber dia, untuk menyembuhkan lukanya itu ia memanfaatkan pengobatan tradisional. Tetapi kondisinya semakin parah sehingga pada 14 Januari sekitar pukul 08.00 WIB keluarganya memutuskan untuk membawa korban ke RSMH.
"Aku langsung ditempatkan di ruang bedah blok E, dan ditangani oleh dr Andra dan dr Yg. Pada selasa (19/1) sekitar pukul 12.30 WIB dr Yg memeriksa saya dan menyarankan menggunakan implan ortopedi tetapi harus membeli sendiri," terang Sofyan.
Karena harganya antara Rp 10-Rp 20 juta, tentu saja Sofyan tidak sanggup memenuhi permintaan itu. Tetapi bukan balas kasihan yang diterimanya melainkan dr Yg menyarankan korban pulang saja ke rumah jika tidak sanggup membeli pen tersebut.
Keesokan harinya, dr Yg sambung korban kembali mendatanginya. Untuk kedua kalinya, dr Yg menyarankan korban pulang ke rumah jika tidak sanggup membeli sendiri pen itu. Merasa ditekan, istri korban mencari informasi prosedur pengobatan pasien Jamkesmas.
Dari salah satu dokter di RSMH yakni dr Bayu, istri korban mendapat keterangan bahwa pengobatan suaminya itu tidak dipungut biaya sedikitpun.
“Memang dio idak makso, tapi aku kesel dengen dio, cak lemak bae dio ngomomg nyuruh aku beli dewek Pen itu, terus dio nyuruh aku balek bae, sebab dak katek yang galak ngurusi operasi nyo kalu aku, dak beli pen itu," kata Sofyan kesal.
Terpisah, Dirut RSMH Palembang melalui Ketua Medikal Medik RSMH, dr Anang Tribowo SPM ketika dikonfirmasi sekitar pukul 13.30 WIB oleh wartawan mengenai dugaan pemerasan itu mengaku belum tahu persis persoalannya.
“Tadi kita sudah mempertemukan keluarga korban yang didampingi oleh ketua RT tempat korban tinggal, dengan dr Yg dan Kepala Bidang Medis, serta Kepala Pelayanan RSMH.
dr Yg membantah kalau sudah menekan korban," terang dr Anang.
Tetapi ia berjanji, kasus itu akan diselidiki. Jika terbukti, maka dr Yg akan mendapakan sanksi tegas dari RSMH.
“Untuk mengklarifikasi, kita akan menanyakan langsung kepada pelaku, tetapi tetap kita memakai azas praduga tak bersalah, terus terang saja saya juga sangat terkejut mendengar hal tersebut. Sebab setahu saya dia (dr Yg) dikenal baik dan tetap akan kita kenakan skorsing 6 bulan," tegasnya.
Sedangkan Gubernur Sumsel, Alex Noerdin ketika dimintai komentarnya usai peresmian RSPKU Muhammadiyah mengatakan wajar saja untuk tahap awal kejadian seperti itu terjadi.
"Biasa, jika tahap awal ada hambatan dan kendala. Untuk selanjutnya akan dilakukan evaluasi sehingga tidak ada kejadian seperti itu. Tetapi, Dirut RSMH akan panggil terkait dengan persoalan itu," tegasnya. (CW3/W.05)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar