Palembang, SentralPos
Kepolisian Daerah (Polda) Sumsel tidak mau ambil resiko, terjadinya gangguan keamanan dalam pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) 2009. Untuk mengamankan pelaksanaan Pemilu, Polda mengerahkan dua pertiga kekuatannya.
Hal itu disampaikan oleh Kabid Humas Polda Sumsel, Kombes Pol Drs Abdul Gafur di Pemprov Sumsel, Selasa (17/3). Menurut dia, dalam melakukan pengamanan pola yang diterapkan Polda adalah 2-5-10.
"Maksudnya, di setiap TPS akan dijaga 2 polisi, ditambah 10 personil linmas," jelasnya.
Semua personil itu jelasnya, akan disiagakan sejak pelaksanaan kampanye sampai dengan perhitungan suara. Hal itu tegasnya dimaksudkan, untuk menjaga kondusifnya pelaksanaan pesta demokrasi tersebut.
Diakuinya suhu politik di Sumsel sendiri tergolong aman dan kondusif, walaupun demikian pihaknya tetap melakukan pengamaman yang ketat khusunya di daerah perairan yang sulit dijangkau. "Dalam pengawasan setiap pelanggaran, polisi terlebih dahulu akan melihat jenis pelanggaran yang dilakukan peserta Pemilu apakah tergolong administratif atau kriminal,"tukasnya.
Selain itu, pihaknya juga akan berkoordinasi dengan Panwaslu guna dalam pengamanan pemilu nanti. "Jika nanti ditemukan perusakan kotak suara atau menghalang-halangi orang datang ke TPS maka hal itu termasuk kriminal, hingga sudah menjadi kewenangan polisi untuk bertindak. Namun, jika pelanggaran yang dilakukan secara administratif, maka kasus tersebut akan diserahkan ke KPU dan Panwaslu,"tegasnya. (W.05)
Kepolisian Daerah (Polda) Sumsel tidak mau ambil resiko, terjadinya gangguan keamanan dalam pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) 2009. Untuk mengamankan pelaksanaan Pemilu, Polda mengerahkan dua pertiga kekuatannya.
Hal itu disampaikan oleh Kabid Humas Polda Sumsel, Kombes Pol Drs Abdul Gafur di Pemprov Sumsel, Selasa (17/3). Menurut dia, dalam melakukan pengamanan pola yang diterapkan Polda adalah 2-5-10.
"Maksudnya, di setiap TPS akan dijaga 2 polisi, ditambah 10 personil linmas," jelasnya.
Semua personil itu jelasnya, akan disiagakan sejak pelaksanaan kampanye sampai dengan perhitungan suara. Hal itu tegasnya dimaksudkan, untuk menjaga kondusifnya pelaksanaan pesta demokrasi tersebut.
Diakuinya suhu politik di Sumsel sendiri tergolong aman dan kondusif, walaupun demikian pihaknya tetap melakukan pengamaman yang ketat khusunya di daerah perairan yang sulit dijangkau. "Dalam pengawasan setiap pelanggaran, polisi terlebih dahulu akan melihat jenis pelanggaran yang dilakukan peserta Pemilu apakah tergolong administratif atau kriminal,"tukasnya.
Selain itu, pihaknya juga akan berkoordinasi dengan Panwaslu guna dalam pengamanan pemilu nanti. "Jika nanti ditemukan perusakan kotak suara atau menghalang-halangi orang datang ke TPS maka hal itu termasuk kriminal, hingga sudah menjadi kewenangan polisi untuk bertindak. Namun, jika pelanggaran yang dilakukan secara administratif, maka kasus tersebut akan diserahkan ke KPU dan Panwaslu,"tegasnya. (W.05)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar