Selasa, Maret 31, 2009

Sumsel Jadi Contoh Pelarangan Aliran Ahmadiyah


Palembang, SentralPos

Provinsi Sumatera Selatan menjadi salah satu contoh bagi beberapa provinsi di Indonesia dalam pelarangan aliran Ahmadiayah. Pelarangan Aliran tersebut dikeluarkan oleh Gubernur Sumsel berupa Surat Keputusan I(SK) yang saat itu dijabat oleh H Mahyuddin N SPoG. Salah satunya, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTB) yang melakukan studi banding ke Sumsel untuk berbagi pengalaman guna mengatasi aliran Ahmadiayah.
Hal ini terungkap saat pertemuan antara wagub NTB beserta stafnya dengan Pemprov Sumsel, dalam rangka sharing pengalaman khususnya berkaitan dengan SK Gubenur tentang pelarangan aliran dan aktivitas Ahmadiyah, Selasa (31/3) kemarin. Pertemuan tersebut dipimpin langsung oleh wagub Sumsel H Eddy Yusuf, dengan melakukan pembahasan mengenai perkembangan Ahmadiyah saat ini.
Wagub NTB Ir H Badrul Munir MM saat diwawancarai usai pertemuan menjelaskan, kedatangan mereka ke Sumsel tersebut terkait dengan SK Gubernur Sumsel yang melarang aliran dan aktivitas Ahmadiyah di Sumsel.
"Satu-satunya provinsi di Indonesia yakni Sumsel, yang telah mengeluarkan SK pelarangan aliran dan aktivitas Ahmadiyah. Untuk itu kami ingin berbagi pengalaman dan melakukan apa saja yang dilakukan Sumsel. Yang menarik bagi kami yakni, yang dilarang itu aliran dan aktivitasnya bukan membubarkan organisasi,"ungkapnya.
Menurut Badrul, dalam surat keputusan bersama (SKB) yang dikeluarkan, ada kewenangan daerah untuk melakukan pengamanan, pembinaan terhadap SKB itu. Satu bentuk pembinaan dan pengamanan itu adalah dengan melakukan pelarangan terhadap aliran dan aktivitas ahmadiyah.
"Satu-satunya yang mengeluarkan itu adalah Gubernur Sumsel. Jadi apa yang dilakukan di Sumsel akan kita terapkan di NTB,"ujarnya.
Ditambahkan Badrul, jumlah aliran Ahmadiyah yang ada di NTB saat ini sekitar 130 orang, dan kondisinya ini sama dengan di Sumsel. "Mereka tidak membaur dengan masyarakat Islam pada umumnya, karena mereka tidak mau membaur, jadi ada reaksi dari masyarakat NTB,"bebernya.
Sementara itu, Wagub Sumsel H Eddy Yusuf membenarkan hal tersebut. Namun, bagi Eddy persolan Ahmadiyah di NTB lebih memprihatinkan dibanding Sumsel. "Persolannya lebih gawat dari Sumsel, bahkan mereka sudah mengungsi untuk transmigrasi. Hingga ada reaksi dari masyarakat mendesak gubernurnya untuk membubarkan aliran dam aktivitas Ahmadiyah,"pungkas Eddy. (W.05)

Tidak ada komentar: