Selasa, Agustus 04, 2009

Alex Tuding Pusat Tidak Adil


* Sumsel Pasok Energi Tetapi Listrik Byarpet

Palembang, SentralPos
Gubernur Sumsel, H Alex Noerdin melontarkan berbagai kritikan serta solusi terhadap berbagai kebijakan pemerintah pusat yang dinilainya selama ini masih dirasa belum cukup adil.
Hal itu dilontarkannya dihadapan para peserta program pendidikan reguler Lemhanas 2009 angkatan 43, Senin (3/8) di Griya Agung Palembang.
Diungkapkan Alex, kebijakan yang dinilainya belum cukup adil ini, telah dirasakan oleh berbagai daerah di Indonesia.
Misalnya kata Alex, Sumsel yang dikenal sebagai daerah terkaya nomor 5 di Indonesia memiliki berbagai sumber daya alam (SDA) seperti, minyak, gas dan batubara. Ternyata, hingga saat masih mengalami krisis energi.
"Hampir setiap hari di Sumsel selalu menglami pemadaman listrik, padahal sumber tenaga listrik di Sumsel digunakan mensuplai Singapura dan berbagai industri di Jawa. Artinya, kebijakan tersebut tidak adil bagi masyarakat Sumsel," kritiknya.
Diungkapkannya lagi, selama ini PT Pusri yang telah menjadi pahlawan dibidang pangan selama 40 tahun, usianya kini hanya tinggal 5 tahun lagi. Hal itu disebabkan karena pasokan gas ke PT Pusri hanya dijatah untuk 5 tahun lagi.
"Padahal, begitu banyak gas yang kita kirim ke Pulau Jawa dan Singapura. Namun, itu tidak membuat kami harus menentang kebijakan dari pusat, karena kita tengah telah memikirkan solusinya, dengan membangun pabrik Pusri yang baru menggunakan tenaga dari bahan batu bara. Dan proyek pelabuhan Tanjung Api-api telah selesai, mudah-mudahan semua program yang akan kita jalankan berhasil,"ujarnya.
Selain itu tambahnya, Sumsel juga akan mencari solusi damai dalam rangka keutuhan NKRI dan sebagainya. "Kita berupaya melaksanakan 3 prioritas yakni peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) dengan sekolah, berobat gratis di Sumsel serta peningkatan teknologi dalam pemanfaatkan sumber daya alam,"jelasnya.
Sementara itu, Ketua Bidang Studi Lemhanas, Marsda TNI Gunariadi mengungkapkan, keberadaan Lemhanas juga akan mengkaji persoalan-persoalan didaerah-daerah melalui studi strategis. Termasuk riak-riak yang terjadi disejumlah daerah sehingga tidak menimbulkan rasa apatis yang dapat menumbuhkan separatisme.
"Dalam kunjungan peserta kali ini, dijadwalkan di 5 provinsi, yakni di Sumsel, Bengkulu, Riau, Maluku serta Sulawesi Selatan. Hal ini dilakukan, agar para peserta mendapatkan pemahaman berbagai permasalahan di tiap-tiap daerah,"ujarnya. (W.05)

Tidak ada komentar: