Jakarta, SentralPos
Pemerintah provinsi (Pemprov) Sumatera Selatan (Sumsel) siap memberikan insentif dan kemudahan kepada investor yang memajukan Kota Terpadu Mandiri [KTM]. Namun demikian insentif ini bisa menggerakan pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut.
"Kita siap memberikan insentif kepada investor, baik lokal maupun internasional yang mau mengembangkan KTM," Demikian dikatakan Sekda Pemda Sumsel, Musyrif Swardi usai dialog interaktif "Pengentasan Pengangguran Melalui Upaya Peningkatan Program Transmigrasi Di Kota Terpadu Mandiri" di Jakarta, 20 Maret 2009.
Hadir pula Drs Djoko Sidik Pramono- Dirjen Pembinaan Penempatan Masyarakat Kawasan Transmigrasi [P2MKT] dan Deputy III Bidang Pambangun Ekonomi Kementrian Pembangunan Daerah Tertinggal, Ir Rachmat Tatang Bacharudin.
Menurutnya, Sumsel sendiri memiliki 3 KTM dari 4 KTM nasional, yakni Kabupaten OKU Timur, Kabupaten Ogan Ilir dan Kabupaten Banyuasin. Kawasan ini lebih diprioritaskan mengembang SDM-nya agar kelihatanya hasilnya. "Karena ini masyarakat transmigrannya bukan berasal dari jawa seluruhnya, tapi 50% dari lokal dan 50% dari luar Sumsel," terangnya.
Ditanya dari mana dana pembangunan KTM, Musyrif menambahkan pembiayaan pembangunan KTM itu, terdiri sdari 30% dana pusat, 30% dana APBD [15% berasal dari Pemda Pemprov dan 15% lagi dari masing-masing kabupaten]. Sementara 40% lagi dana berasal dari investor yang berminat mengembangkan potensi daerah tersebut.
Lebih jauh kata Musyrif, konsep pengembangan KTM harus disesuaikan dengan visi dan misi daerah.. Terutama soal prdoduk unggulan yang akan dikembangkan dalam suatu kawasan atau wilayah, sehingga penempatan transmigrasi dapat meningkatkan produktifitas daerah.
Diakui Musyrif, peran transmigrasi dalam pembangunan di Sumatera Selatan cukup besar. Hal ini terbukti dimana daerah transmigrasi yang ada merupakan merupakan penyumbang stock pangan baik untuk kebutuhan lokal maupun nasional. Untuk kebutuhan pangan daerah telah cukup, bahkan 2008 surplus pangan sekitar 500.000 ton dan untuk tahun 2009 diperkirakan surplus pangan sekitar 700.000 ton.
Sementara itu, Djoko Sidik Pramono juga mengatakan hal sama. Pengembangan KTM lebih diarahkan kepada bidang keahlian masing-masing transmigran. Sehingga mereka dapat mandiri begitu masuk KTM. "Dengan begitu, anak-anak dari para transmigran tidak mungkin kembali lagi ke daerah asal. Karena mereka mandiri dan sukses," ujarnya.
Menurutnya, KTM memang dirancang sebagai kawasan transmigrasi yang menjadi pusat pertumbuhan ekonomi lokal. Karena itu yang dibidik adalah peningkatan kualitas SDM-nya. Selain itu juga ditingkatkan sarana dan prasarana, alias infrastruktur pendukung untuk menarik minat investor dibidang agribisnis dan agro industri. (rel)
Pemerintah provinsi (Pemprov) Sumatera Selatan (Sumsel) siap memberikan insentif dan kemudahan kepada investor yang memajukan Kota Terpadu Mandiri [KTM]. Namun demikian insentif ini bisa menggerakan pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut.
"Kita siap memberikan insentif kepada investor, baik lokal maupun internasional yang mau mengembangkan KTM," Demikian dikatakan Sekda Pemda Sumsel, Musyrif Swardi usai dialog interaktif "Pengentasan Pengangguran Melalui Upaya Peningkatan Program Transmigrasi Di Kota Terpadu Mandiri" di Jakarta, 20 Maret 2009.
Hadir pula Drs Djoko Sidik Pramono- Dirjen Pembinaan Penempatan Masyarakat Kawasan Transmigrasi [P2MKT] dan Deputy III Bidang Pambangun Ekonomi Kementrian Pembangunan Daerah Tertinggal, Ir Rachmat Tatang Bacharudin.
Menurutnya, Sumsel sendiri memiliki 3 KTM dari 4 KTM nasional, yakni Kabupaten OKU Timur, Kabupaten Ogan Ilir dan Kabupaten Banyuasin. Kawasan ini lebih diprioritaskan mengembang SDM-nya agar kelihatanya hasilnya. "Karena ini masyarakat transmigrannya bukan berasal dari jawa seluruhnya, tapi 50% dari lokal dan 50% dari luar Sumsel," terangnya.
Ditanya dari mana dana pembangunan KTM, Musyrif menambahkan pembiayaan pembangunan KTM itu, terdiri sdari 30% dana pusat, 30% dana APBD [15% berasal dari Pemda Pemprov dan 15% lagi dari masing-masing kabupaten]. Sementara 40% lagi dana berasal dari investor yang berminat mengembangkan potensi daerah tersebut.
Lebih jauh kata Musyrif, konsep pengembangan KTM harus disesuaikan dengan visi dan misi daerah.. Terutama soal prdoduk unggulan yang akan dikembangkan dalam suatu kawasan atau wilayah, sehingga penempatan transmigrasi dapat meningkatkan produktifitas daerah.
Diakui Musyrif, peran transmigrasi dalam pembangunan di Sumatera Selatan cukup besar. Hal ini terbukti dimana daerah transmigrasi yang ada merupakan merupakan penyumbang stock pangan baik untuk kebutuhan lokal maupun nasional. Untuk kebutuhan pangan daerah telah cukup, bahkan 2008 surplus pangan sekitar 500.000 ton dan untuk tahun 2009 diperkirakan surplus pangan sekitar 700.000 ton.
Sementara itu, Djoko Sidik Pramono juga mengatakan hal sama. Pengembangan KTM lebih diarahkan kepada bidang keahlian masing-masing transmigran. Sehingga mereka dapat mandiri begitu masuk KTM. "Dengan begitu, anak-anak dari para transmigran tidak mungkin kembali lagi ke daerah asal. Karena mereka mandiri dan sukses," ujarnya.
Menurutnya, KTM memang dirancang sebagai kawasan transmigrasi yang menjadi pusat pertumbuhan ekonomi lokal. Karena itu yang dibidik adalah peningkatan kualitas SDM-nya. Selain itu juga ditingkatkan sarana dan prasarana, alias infrastruktur pendukung untuk menarik minat investor dibidang agribisnis dan agro industri. (rel)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar