Minggu, Maret 22, 2009

Ratusan Warga 'Serbu' Mapolres OKI

* Dipicu Dibubarkannya Pertunjukkan OT
Kayuagung,SentralPos
Ratusan warga Kota Kayuagung Kabupaten OKI, Sabtu (21/3) malam sekitar pukul 22.00 WIB mendatangi Kepolisian Resor (Polres) OKI. Kedatangan ratusan warga ke Polres OKI tersebut dengan menggunakan
sepeda motor dan berjalan kaki dipicu karena dibubarkannya pertunjukkan organ tunggal (OT) pada malam hari oleh petugas yang pada saat acara itu tengah berlangsung.
Walaupun kedatangan warga dengan penuh emosi dan berujung anarkis, namun pihak kepolisian berhasil membubarkan aksi massa tersebut. Berdasarkan informasi yang dihimpun, buntut dari kedatangan serta
kemarahan warga tersebut dilatarbelakangi pembubaran pagelaran OT yang diselenggarakan tiap pesta pernikahan di Kota Kayuagung.
Setidaknya, ada beberapa titik pesta pernikahan yang berlangsung pada malam itu dengan menggunakan OT yang sempat diingatkan petugas agar segera dihentikan yakni Kelurahan Mangun Jaya, Kelurahan Jua-Jua,
Kelurahan Paku dan Kelurahan Celika Kota Kayuagung.
Menurut Majid (51), warga Kelurahan Paku Kecamatan Kota Kayuagung OKI, pembubaran OT yang dilakukan petugas tersebut jelas sangat bertentangan dengan adat istiadat Kayuagung.
Menurutnya, setiap pesta pernikahan di Kota Kayuagung masih menggunakan adat mulah yakni perpisahan pengantin laki-laki dan perempuan dengan teman-temannya dan pengantin secara bertahap mengenakan sebanyak tujuh kali pakaian hingga pukul 00.00 WIB dengan diiringi Organ Tunggal. Namun, dengan sangat terpaksa sekitar pukul 21.00 WIB, pertunjukkan OT ini dihentikan.
 “Inilah yang menjadi pemicu warga mendatangi Polres OKI. Mereka tidak terima pertunjukkan OT dihentikan,” katanya.
Dia mewakili warga meminta kepada Polres OKI, Pemkab OKI maupun pihak Legislatif untuk dapat mengkaji ulang pelarangan pertunjukkan OT pada malam hari karena dinilai sangat bertentangan dengan adat istiadat Kota Kayuagung.
“Kalau soal masalah narkoba, itukan individu masing-masing dan seyogyanya dapat ditempatkan petugas untuk mengawasi serta menangkap pengedar narkoba ditiap pertunjukkan OT,” katanya.
Ketua Moule Mounai (Pemuda/i) Kabupaten OKI, Nurmuin Anggi, menyatakan kebiasaan adat Kayuagung disaat pesta pernikahan memang menggelar pertunjukkan OT malam hari hingga pukul 00.00 WIB. Namun, pesta pernikahan tersebut diiringi oleh pertujunkkan yang menggunakan alat musik tradisional.
Menurutnya,seiring dengan berjalannya waktu dan zaman, maka setiap pesta pernikahan diiringi dengan pertunjukkan OT.
Dia mengakui sejak diberlakukannya kesepakatan bersama antara Polres OKI, Pemkab OKI, pihak legislatif, tokoh masyarakat lainnya tentang pelarangan OT satu tahun terakhir, banyak kontroversi bermunculan.
“Kalau tidak ada solusi yang tepat untuk mengatasi masalah ini, maka akan terus menuai polemik ditengah masyarakat,” katanya.
Dia juga meminta agar pihak terkait lainnya untuk segera mengkaji ulang keputusan pelarangan OT malam hari karena sangat bertentangan dengan adat Kayuagung.
Sementara, Ketua adat Kayuagung OKI, A Rahman Ahmad saat dikonfirmasi kemarin meminta kepada masyarakat Kayuagung untuk tetap tenang dan tidak melakukan suatu hal yang dapat menganggu ketertiban serta keamanan.
“Saya harapkan tenang dan kita akan duduk stu meja dengan Polres, Pemkab dan tokoh lainnya untuk mencarikan solusi terbaik dari permasalahan pelarangan OT malam hari ini,” tuturnya.
Disinggung adanya instruksi dari Ketua Adat Kayuagung dengan diperbolehkannya pertunjukkan OT malam hari ditiap pesta pernikahan mengarah ke politis, lanjut dia, sebenarnya pihaknya sebagai tokoh adat memang memperbolehkan OT malam hari, kecuali remix dan pihaknya tidak pernah sama sekali datang dan menyepakati pelarangan OT malam hari antara Polres, legislatif, maupun Pemkab OKI.
“Sebagai Calon Legislatif Daerah Pemilihan I, semuanya tidak ada muatan politis. Karena saat kesepakatan satu tahun lalu, saya sebagai tokoh adat tidak pernah ikut andil dalam kesepakatan pelarangan OT malam hari,” kilahnya..
Menyikapi hal tersebut, Kapolres OKI AKBP Cok Bagus Ary Yudayasa melalui Wakapolres OKI Kompol M Rendra Salipu SIK saat dikonfirmasi kemarin menyatakan pihaknya akan mengundang semua pihak, baik tokoh
adapt, agama, Pemkab OKI untuk duduk satu meja membicarakan permasalahan larangan OT malam hari ini.
"Akan kita ajak tokoh agama, masyarakat, adat dan pemuda untuk duduk satu meja membicarakan duduk persoalan terkait pelarangan OT malam hari ini," katanya singkat. (wan)

Tidak ada komentar: